( Romantic Love )
Author : Dini . Widianti (
963 )
Cast : Han-Kyu Couple
Genre : Sweet romance,
Drama
Length : Naskah
Rate : Teenage
Note :
Han-Kyu story of romance
are begin's
Bab : 1 ( The Sweet of
Memories )
" Apa kau tahu cinta
itu apa ? Jangan tanya aku, karena aku baru mengetahuinya setelah mengenalmu.
Aku mencintaimu setelah tadi pagi kita bertemu dan anehnya sorenya lagi aku
merasakan hal yang sama ketika berpapasan denganmu, siang bahkan malam aku
selalu merasakan hal yang sama ketika secara tidak sengaja bertatap muka
denganmu. Bisa di simpulkan bahwa cinta itu bisa terjadi dalam waktu yang tidak
dapat di tentukan, pagi, siang, sore, malam itu di namai cinta......... Bahkan
kau akan merasakan jatuh cinta setiap detik hanya dengan melihatku, karena aku
akan selalu berada di dekatmu, bersamamu dan itu di namai cinta "
- Happy Cooking ( Reading
) -
Pria itu melirik ke arah
jalanan yang terlihat dari sekat-sekat kayu dan kaca yang terpasang di segala
sisi dapur cafe sebagai batas tembok. Pandanganya teralih pada seorang gadis
yang berdiri tepat di bawah lampu merah di seberang jalan, menghalangi langkah
kerumunan orang yang berlalu lalang di sana. Gadis itu tersenyum, dress
selututnya yang berwarna turqoise sedikit
terangkat ketika angin musim semi yang hangat berhembus membentur tubuhnya yang
keras.
Gadis itu berdiri cukup
lama di sana, bahkan hingga rambu lalu lintas berganti warna. Dan sekarang ia
mendongak ke atas, menatap langit dengan mata yang terpejam. Cantik, dan hanya
kata itulah yang muncul pertama kali di otak si pria.
Pria itu tersenyum kecil,
menggelengkan kepalanya pelan yang di singgahi sebuah topi putih berbentuk tabung, sementara tubuh bagian
atasnya di balut oleh aprron berwarna senada dengan jahitan berwarna merah di
samping dada kanannya bertuliskan ' Chef '. Sepertinya virus cinta sudah meracuni
otaknya, menyebabkan ketergantungan yang berlebihan untuk melihat wajah cantik
di seberang jalan sana.
Oh, ayolah ! Tidak ada
waktu untuk memperhatikan gadis itu lagi.
Belajar selama 5 tahun di
paris ternyata membuahkan hasil yang cukup baik ketika ia kembali ke korea dan
memutuskan untuk membuat makanan prancis.
Kyuhyun menghela nafas
pelan, semua pelayanan sepertinya sudah pulang dan di cafe masih tersisa
beberapa pengunjung yang memesan banyak menu makanan. Pria itu membawa nampan
peraknya yang berisikan, escargot, ratatouille dengan tambahan kentang dan
roti, tak lupa wine yang di sajikan
hanya setengah atau seperempat ukuran dari gelas yang di gunakan.
Pria itu berhenti di
tempat, alasan dia menghentikan langkahnya saat itu juga karena matanya
menemukan satu titik fokus yang tiba-tiba saja membuat dadanya berdetak tak
karuan, seakan ada ratusan sayap kupu-kupu yang melesak, terbang dan mengepak
dari hatinya. Ajaib, langkahnya malah menuntunnya untuk berjalan menghampiri
meja yang di tempati seorang gadis di ujung ruangan cafe,gadis yang di seberang
jalan tadi dia lihat dan bodohnya lagi otaknya tak bisa bekerja dengan baik,
sibuk merutuki kedua tangannya yang bergetar hebat dengan nampan perak di
antara keduanya.
Oh, sial ! Cho Kyuhyun,
perhatikan langkahmu. Hampir saja pria itu menendang sebuah tas milik
pengunjung yang di letakan di bawah meja, sepertinya tidak ada waktu baginya
untuk bersikap waras. Coba pikirkan, gadis itu bukanlah pesulap, penyihir atau
sebagainya yang berhubungan dengan dunia hitam, tapi anehnya lagi kenapa bisa
gadis itu membuat kyuhyun tetap fokus menatapnya tanpa memikirkan keadaan
sekitar dan berasumsi pada dirinya sendiri bahwa ia memang sudah gila termakan
ilmu sihir. Oh, ayolah cho kyuhyun ! Hentikan pikiran kolotmu, mana ada ilmu
seperti itu di zaman sekarang ini dan yang ada malah kau jatuh cinta padanya.
Benar-benar bodoh!
" Anda mau pesan apa
?" Tanya pria itu setelah menemukan letak pita suaranya, matanya fokus
memandang wajah cantik yang tengah serius membaca daftar makanan yang terdapat
dalam buku menu.
Astaga, jangan terus di
pandang cho kyuhyun ! Wajah pria itu tiba-tiba bersemu merah, bahkan pria itu
ingin sekali mengikat jantungnya agar tidak terlalu berdetak dengan hebat dan
menimbulkan dentuman yang sangat keras. Dadanya yang entah kenapa tiba-tiba
berkerja di batas normal , menyebabkan peredaran darah yang mengalir di
tubuhnya menjadi terhambat dan tidak sampai ke otak. Membuatnya terlihat
seperti seorang idiot.
" Coffee " Jawab gadis itu tanpa
pikir panjang. Suara lembutnya mengalun indah, kyuhyun tidak perduli bagaimana
gerakan bibir gadis itu ketika bicara atau bagaimana bentuknya karena yang
jelas dia sangat menyukai suara itu, suara yang membuatnya dirinya merasa
tenang.
" Baik, silahkan
menunggu sebentar " Pria itu dengan segera meletakan nampan perak yang di
bawanya pada pengunjung yang memesan kemudian berlalu kembali ke dapur,
menyiapkan cangkir kopi, beserta kopi panas dan krim putih yang berada di atas
meja. Tiba-tiba pandangan teralih pada vas bunga besar yang berada di samping
penggorengan, kelihatannya tadi pagi ryeowook baru membeli bunga mawar
tersebut.
Kyuhyun menata bahan-bahan
yang dia perlukan di atas nampan dan bunga yang sengaja dia simpan di dalam
saku kemeja yang berlapiskan appron putih
dari luar.
Pria itu menghela nafas
pelan, lalu berjalan ke luar dan menghampiri meja paling ujung yang kini
menjadi satu titik yang paling nyata di depannya.
" Apa memang seperti
ini pelayanannya ?" Tanya gadis itu dengan satu tangan yang berada di atas
meja, memangku dagunya di sana.
" Oh, iya. "
Sebenarnya tidak juga, dan baru pertama kalinya kyuhyun melayani pengunjung di
luar. Jika bukan karena gadis itu dan demi melihatnya lebih lama pasti pria itu
enggan untuk melakukannya.
Kyuhyun meletakan cangkir
berwarna broken white di atas meja,
kemudian secara perlahan ia mulai menuangkan kopi hitamnya ke sana. Tercium
aroma harum yang menguar, menggoda indra penciuman mereka. Pria itu melanjutkan
langkah berikutnya dengan penuh ketelitian menuangkan krim putih, membentuk
bunga tanda musim semi, hangat seperti kopi dan manis seperti krim yang
membentuk bunga tersebut.
" Umm, chogiyo ( Anda ) " Kepalanya yang
tadinya menunduk karena membuat formula kopi kini mendongak, dan detik
berikutnya mata mereka bertemu. Cukup lama hingga keduanya tersadar dan
sama-sama memalingkan wajahnya dengan kedua sisi yang sudah bersemu merah.
" Gomawo (Terimakasih) "
" Cheonmayo (Sama-sama) " Balas
kyuhyun lalu memasukan tangannya ke dalam saku kemeja, mengambil setangkai rose yang sudah ia persiapkan
sebelumnya.
" Ige
(ini )" Pria itu menarik tangannya dari dalam saku kemeja,
mengulurkan kelopak-kelopak cantik rose yang
berada dalam genggaman tangannya.
Jika bermaksud untuk
mendekati seorang gadis dengan setangkai bunga, kemudian mengajaknya
berkenalan. Well, kau pintar sekali
Cho Kyuhyun.
" Kami sedang
mengadakan promosi, bagi siapa saja yang membeli kopi di sore hari dan
menjelang tutup maka akan mendapatkan setangkai rose ini " Gumamnya pelan, sebenarnya ia yakin berucap dengan
benar, namun tak yakin dengan apa yang gadis itu dengar. Ia mencoba tersenyum, terlihat janggal karena
sedikit di paksakan.
Kyuhyun memandang lurus
gadis yang ada di depannya dengan ragu, tangan kirinya terangkat dan jemari
lentiknya bermain di sekitar tengkuk, mengacak anak rambut yang berada di
punggung kepalanya sebagai cara terampuh mengalihkan perasaan gugup yang tengah
ia dera.
Gadis yang ada di
hadapannya itu tersenyum malu, tangannya terulur mengambil bunga rose yang ada dalam genggaman kyuhyun
dengan sedikit ragu.
" Gomawo (Terima Kasih) "
***
***
" Bodoh, jika aku
mengatakan tidak ada alasan untuk jatuh cinta. Itu semua hanya kebohongan besar
. Coba pikirkan, bagaimana bisa ada seseorang yang jatuh cinta tanpa alasan ?
Aku mengatakan ini bukan tanpa sebab, karena setidaknya ada 1000 alasan lebih
mengapa aku mencintaimu. Wajahmu, sorot matamu, caramu berbicara, punggungmu,
rambutmu, sikapmu, kakimu, aroma tubuhmu bahkan pantulan siluet ketika kau
berjalan. Aku bahkan merasa seperti orang idiot, menghitung berapa banyak
alasan yang kau dengarpun sepertinya hanya akan membuahkan kesia-siaan.
Intinya, aku jatuh cinta padamu. Apa kau puas ?"
Gadis itu mengenakan
celana hotpans pendek miliknya, sweater berwarna abu yang membungkus tubuh
kecil itu rupanya sudah berlapiskan kaus v-neck putih berbahan tipis. Gadis itu
berjalan seperti biasanya, berhenti di persimpangan jalan sejenak untuk
memperhatikan barisan-barisan cookies lezat dan cokelat yang baru di cetak dari
balik etalase bakery yang berada tak jauh dari jalan raya.
Kepalanya bergerak naik
turun mengikuti irama musik dari kedua earphone kecil yang meyumbat telinganya.
Hanni berhenti di depan rambu lalu lintas, tepat saat beberapa orang yang
berlalu lalang di sana tengah berdiri, menunggu lampu berubah warna dan
perlahan mereka berjalan menyebrangi jalan sementara yang di lakukan gadis itu
hanya mendongak, menatap terik matahari yang menyorot langsung wajah cantiknya,
tersenyum di sana dengan satu tangan yang terangkat dan melebarkan jari-jari
lentiknya, sehingga sengaja atau tidak sengaja sinar terik itu menembus
langsung dari sela-sela jari tangannya yang terbuka.
Hanni tersenyum, menikmati
udara hangat yang dia sukai ketika musim semi datang.
Berantakan, di mana kesan
cantiknya berada ? Anak rambut yang acak-acakan di biarkan saja terangkat
tertiup angin.
Tapi menurut kyuhyun yang
kini tengah berdiri di depan pintu cafe itu, selalu berpikir bahwa hanya gadis
itulah yang paling cantik ketika matanya terpejam, lalu sesaat kemudian terbuka
dan dia bersumpah akan menjadikan gadis yang berada dalam pandangannya itu
sebagai binar terindah dalam hidupnya.
Gadis itu melambaikan
tangan padanya sesaat, rambu berganti sejenak menjadi warna dasar merah yang
memaksa gadis itu untuk menambah lagi setiap detail langkah jenjangnya menuju
cafe yang berada tak jauh dari seberang jalan.
" Chogiyo !"
Teriaknya dengan senyum lebar menghiasi wajah. Setelah kyuhyun berpikir habis-habisan
semalaman dan dia ternyata dia sudah memutuskan untuk tetap mengingat wajah
cantik itu apapun resiko yang harus di tanggungnya. Oh, tidak ! Apa yang harus
dia lakukan kali ini ? Menjalin hubungan dengan gadis itu atau langsung pada
intinya saja hingga semua orang yang berada di rumah akan bersorak girang
karena mendengarnya.
" Cantik, kenapa dia
nampak lebih menyilaukan di bandingkan dengan mentari pagi ?" Gumam pria
itu dengan serangkai pemikiran yang menggantung di kepalanya. Apa kau lupa Cho
Kyuhyun ? Ini masih pagi dan kau menganggap dia adalah kumpulan sinar terang
yang bisa menembus waktu dan memutarnya lebih cepat seakan detik itu pula kau
tengah merasakan siang. Pagi adalah waktu terbaik dalam hidupnya karena setiap
waktu itu pula dia dapat melihat visualisasi indah yang mungkin akan menjadi
kebiasaan wajib baginya nanti jika sudah memiliki hanni. Siapa yang dapat
menyangka jika gadis itu lebih cantik dari yang tengah kalian pikirkan.
Kyuhyun sontak mengerjap
pelan, otak bodohnya terlalu berkarat dan nampaknya ia lupa memberikan sedikit
pelumas,membuatnya bergerak hingga tak menyadari gadis cantik itu kini sudah
berdiri di depannya, bukan di depan lagi nampaknya hanya beberapa senti dari
wajahnya.
Jangan berpikir jika wajah
putihnya kini bersemu merah atau bahkan memanas, karena yang terjadi malah
sebaliknya. Tubuhnya menegang, wajahnya pucat dan peluh membasahi wajahnya.
Entah berapa banyak dan besar efek yang akan terjadi pada tubuhnya jika ia
terlalu sering berdekatan atau bahkan menatap wajah cantik itu terlalu lama dan
tentunya terang-terangan.
" Chogiyo, kajja !!
Aku mau membeli coffee enak buatanmu lagi " Serunya ramah lalu menarik
tangan kyuhyun dan menggenggamnya hingga mereka kini berjalan bersisian ke
dalam cafe.
Ada sejenis perasaan aneh
yang meluap di dadanya, tumpah layaknya air bah yang mengalir deras hingga
memberikan ketenangan tersendiri ketika ke lima jari lentik itu mengait erat
dengan jemari tangannya.
" coffee buatanmu
yang kemarin itu sangat enak, sehingga aku memutuskan untuk kembali ke cafe ini
" Ujarnya pelan lalu melepaskan tautan jari mereka ragu sesampainya di
dalam cafe. Tangan gadis itu terangkat, menyuapkan sebutir perment mint ke
dalam mulutnya.
" Aku tunggu di meja
ini, dan kau harus kembali dengan membawa secangkir coffee enak itu ke meja
sana " Tangan hanni terangkat, menunjuk salah satu meja paling ujung yang
menghadap langsung ke jalan. Barisan meja paling akhir di cafe tersebut.
" Ne " Jawab
pria itu ragu lalu meninggalkan hanni sesaat kemudian. Kyuhyun kembali dengan
nampan perak yang berada di antara kedua tangannya.
" Ige " Di
letakannya nampan perak itu di atas meja, namun ada yang beda dengan keadaan
nampan perak tersebut. Bukan hannya coffee yang berada di tengah-tengahnya
namun juga sebuah permen loly berukuran besar dengan pita yang berada pada
ujung tongkatnya.
" Apa ini ?"
Tanya hanni sambil menunjuk permen loly yang berada di dalam nampan perak di
depannya menggunakan jari telunjuk yang berlapiskan warna putih dan sentuhan
artnail pada bagian kukunya.
" Setiap sore kami
menawari juga permen loly bagi pengunjung wanita yang pergi sendirian ke cafe
ini " Jelas pria itu sambil memperhatikan keadaan di sekitarnya, berharap
hanni tidak menemukan seorang gadis yang juga sedang berada di cafe itu tanpa
sesosok pasangan yang menemani, sepertinya. Kyuhyun menghela nafas pelan,
rupanya memang hanya gadis itulah yang datang ke cafe tanpa pasangan. Bukannya
apa-apa, permen loly yang tersedia hanya satu buah.
Hanni mengambil permen
loly besar yang masih terbungkus rapih dengan plastik dari atas nampan, membuka
kemasannya perlahan dan memakannya. Ekspresi yang tidak bisa di gambarkan
ketika kedua mata gadis itu melebar. Kyuhyun merasakan jantungnya berdetak
hebat,menunggu reaksi selanjutnya dari hanni.
" Wow, permen ini
rasanya enak sekali " Komentar hanni . " Permen terlezat yang pernah
aku makan " Pujinya terdengar berlebihan membuat kyuhyun tersenyum kaku
menahan malu.
" Apa kau mau lagi
?"
Hanni menggeleng pelan,
" Nanti kau bisa rugi jika terus memberikan bonus makanan padaku "
Canda hanni, tertawa kecil dan sekali lagi gadis itu berhasil membuat kyuhyun
kehilangan nalurinya sebagai seorang manusia untuk terus memompa jantungnya
yang secara perlahan mulai berhenti bergerak ketika lengkungan indah itu menghiasi
wajah yang luar biasa cantik di depannya.
" Tidak, asalkan kau
mau datang ke cafe ku di lain waktu lagi, aku janji akan memberikan makanan
terbaikku untukmu "
" Benarkah ?"
" Tentu saja "
Jawab kyuhyun pasti. " Asalkan kau mau mengatakan siapa namamu "
Jelasnya lagi seakan memberi satu kesepakatan dengan penawaran yang
menggiurkan.
" Baiklah, akan aku
pikirkan nanti "
***