Selasa, 24 Desember 2013

Simple step to falling in love (Oneshoot)


“ Cinta? Jika berkata tentang cinta, apa yang kau ketahui tentangnya ? Istilah yang terlalu sederhana namun mampu merusak daya pikir manusia di dunia. Namun cinta tidak akan terkesan sederhana untuk di gambarkan. Cinta adalah sebuah pergolakan, layaknya pergantian musim yang menyenangkan.Cinta adalah musim gugur. Karena siklus indahnya sama seperti daun yang berubah warna. Cinta adalah musim hujan. Karena suara cinta terdengar menyerupai gemericik air hujan. Cinta adalah musim panas. Karena hangatnya cinta sebanding dengan matahari. Cinta adalah musim semi. Karena harum semerbak cinta tak kalah menggoda dengan bunga lilac.Secara nalar dan logika cinta memang luar biasa tergantung dari sisi mana kita mampu memahaminya dan satu hal yang tidak pernah banyak orang sadari tentang cinta adalah ‘Mata’. Karena pertemuan ter-sederhana dari cinta adalah mata, kau akan menghitung berapa detik lamanya akan jatuh cinta pada seseorang dan menganggapnya menjadi orang teristimewa hanya karena membalas tatapanmu saja, tidak perduli dia akan menyukaimu ataupun tidak. “

*~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
1st Meet ( Love at thefirst sight )

Seorang pria berjalan tergesa-gesa memasuki sebuah pelataran cafe setelah sebelumnya menepikan terlebih dahulu ferarri miliknya di depan pagar. Tangan kanannya terangkat mengambil sehelai daun yang sempat menempel pada blazer, seperti perkiraan sebelumnya musim gugur datang lebih awal walau secara pribadi dia sangat menyukai musim gugur, melihat daun-daun yang berganti warna secara serempak,mengering dan berakhir jatuh di tanah kemudian hidup kembali di musim semi. Butuh waktu yang cukup lama untuk menikmati setiap siklus kehidupannya.
Pria itu menarik nafas dalam-dalam, merasakan aroma yang sangat familiar di atmosfer udara sepanjang hidupnya, aroma musim gugur lengkap dengan terik matahari yang menyengat.Tangannya bergerak menarik gagang pintu dan mendorongnya ke dalam sehingga dengan sengaja membunyikan lonceng yang terpasang di atas saat dia membuka pintu.
Cafe yang cukup ramai untuk suasana pagi hari dengan kapasitas pengunjung paling banyak adalah kaum wanita. Pria itu mengedarkan pandangannya membuat kaum hawa yang berada di dalam cafe menghentikan aktivitasnya sejenak sekedar memandangi wajah pria itu yang terpahat dengan sempurna. Tidak ada kursi dan meja yang tersisa kecuali sebuah meja kosong yang berada tepat di dekat jendela, menghadap ke arah jalan raya dan pria itu pun memutuskan untuk duduk disana dan memperhatikan setiap orang yang berlalu lalang di hadapannya melalui jendela cafe.
“ Anda mau memesan apa, tuan ?” Tanya seorang pelayan yang sudah berdiri di sebelahnya sambil meletakan sebuah buku menu ke atas meja.
“ Teh hangat “ Jawabnya singkat tanpa menoleh.
“ Baik, silahkan menunggu sebentar.”
Pria itu melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda tadi.Matanya menyipit memperhatikan seorang gadis yang baru saja melangkah memasuki pekarangan cafe, seorang gadis cantik yang mengenakan dress berwarna broken white selutut tanpa lengan,sepatu berwarna senada dengan ukuran 10 cm semakin mempermanis penampilannya tak lupa rambut coklatnya yang di biarkan terjalin longgar. Terlihat dalam dekapannya seikat baby breath dan beberapa tangkai white rose tersusun rapih membentuk bucket bunga yang menarik.
Jika berpikir tentang definisi cantik itu apa, maka tidak ada satu katapun yang pantas untuk di sandingkan dengannya namun ketika kali pertama melihatnya satu hal yang dia sadari dan membuatnya shock karena hanya dengan melihat penampilan gadis itu saja dapat melumpuhkan pikirannya, berhenti berpikir di detik pertama, lalu kehilangan akal sehat,walaupun sudah beberapa saat terlewatkan namun kadar kecantikannya membuat pria itu tanpa sadar menarik nafas dalam-dalam berusaha menahan rasa gugup yang tiba-tiba saja menderanya namun semua tetap saja berakhir dengan sia-sia ketika gadis itu berlutut mengambil sehelai daun oaks kering dan ia selipkan di antara white rose dan baby breath yang berada dalam dekapannya. Pria itu merasa dadanya tiba-tiba sakit bahkan ketika gadis itu tanpa sengaja mendongak dan menatapnya dari kejauhan benar-benar terasa seperti sangat dekat membuat jantungnya berhenti berdetak dan sesaat kemudian kembali bekerja dengan degup yang bertalu menggila dan sialnya oksigen di atmosfer seakan lenyap ketika mereka bertemu pandang.
Gadis itu tersenyum padanya, membuatnya menikmati lengkungan kecil yang merujuk pada bibir merah cherry yang memikat hatinya dan dengan jelas dia bisa melihat wajah gadis itu ketika semakin berjalan mendekat dan memantulkan bayangan dirinya dari balik jendela cafe, membuatnya terpana dan berpikir waktu berjalan cukup lama hanya untuk mengaguminya dan dengan melihatnya saja pria itu sudah memastikan gadis yang berada di hadapannya itu cantik, dan hanya kata itulah yang dapat dia gunakan untuk menggambarkannya.
Gadis itu melangkahkan kakinya menuju pintu masuk, menarik gagang pintu dan mendorongnya ke dalam sehingga dengan sengaja membunyikan lonceng yang terpasang di atas saat dia membuka pintu, percis seperti yang dia lakukan saat pertama kali memasuki cafe.
Matanya mengikuti langkah gadis itu yang terus berjalan ke arahnya dan kini berdiri tepat di hadapannya dengan senyum yang tak lantas hilang dari wajah cantik yang terpahat dengan sempurna tersebut.
" Chogiyo, boleh aku duduk disini ? Aku suka sekali duduk dekat jendela dan kebetulan musim gugur adalah........"
" Oh , silahkan " Ujar pria itu memotong pembicaraan sang gadis lalu mempersilahkannya duduk. Gadis itu lebih memilih duduk berhadapan dengannya, menatap lurus ke samping dan memandangi satu-persatu daun oaks dan mapple yang berguguran di sekitar pekarangan cafe.
Seorang pelayan tiba-tiba menghampiri mereka dengan membawa nampan berwarna perak berisikan teh hangat pesanan pria itu.
" Silahkan " Tawarnya ramah lalu meletakan teh hangat itu di atas meja dan melayani para pengunjung yang baru saja datang termasuk gadis itu.
Keduanya kembali terhanyut dalam aktivitasnya masing-masing.Pria itu melayangkan tatapan pada gadis yang ada di depannya, menatapnya dengan sayu dan mengingat setiap gerakan yang gadis itu lakukan termasuk memandangi jendela dan memperhatikan daun yang berjatuhan.
" Anda suka musim gugur ?" Tanyanya membuka pembicaraan.
" Oh, tentu aku menyukai musim gugur. Waeyo ?"
" Anio, hanya saja banyak orang yang beranggapan bahwa musim gugur identik dengan perpisahan tapi menurutku itu tidak benar. Bukankah dalam perpisahan selalu ada pertemuan ?" Gadis itu menoleh dan melemparkan senyum padanya membuat ia dengan segera mengangkat cangkir tehnya yang mulai mendingin dan meminumnya dalam beberapa tegukan, tercium aroma crisant yang khas bercampur dengan wangi parfume yang gadis itu kenakan, orange jasmine . Wangi yang menenangkan dan segar.
" Umm, chogiyo.."
" Jangan panggil aku seformal itu. Kyuhyun, Cho Kyuhyun" Ujarnya dengan suara tercekat setelah mengumpulkan semua keberaniannya akhirnya pria itu mengulurkan tangannya membiarkan gadis itu menyambut uluran tangannya dengan jabatan hangat.
" Park eun Hwa " Ujarnya sambil tersenyum,membalas uluran tangan pria itu.


***

 2nd Meet ( I Think.... )

"Jika kau bukan orang yang aku cari, kenapa tangan ini selalu menuntunku untuk berjalan beriringan bersamamu. Jika kau bukan di takdirkan untuk menjadi milikku, mengapa firasat ini begitu kuat jika berada di dekatmu. Jika hatiku ini tidak tercipta untuk di isi olehmu mengapa tidak ada sedikitpun celah untuk orang lain selain dirimu. Lalu, apa kau sudah tahu siapa yang menjadi alasanku untuk tetap bernafas ? Alasan jantungku untuk terus berdetak ? Dan itu hanya akan terjadi jika aku masih bisa melihatmu, mendengar suaramu dan apapun yang kau lakukan dengan tubuhmu. Dan apakah kau tahu ungkapan yang pantas untuk semua pernyataan ini, karena aku mencintaimu. Kalimat sederhana yang akan menjelaskan semuanya. "


Pria itu melajukan mobilnya dengan sangat hati - hati, cuaca kota seoul yang sering berubah-ubah membuatnya jadi kewalahan jika sedang berada di jalan raya, seperti saat ini. Langit seoul berubah menjadi mendung saat baru beberapa menit yang lalu mobilnya melaju di aspal jalanan, terlihat awan hitam menggantung di langit segera menumpahkan isinya berupa air hujan sebesar biji jagung yang siap membasahi ibu kota kala itu juga.
Matanya menyipit saat menemukan satu titik fokus yang ia kenal, gadis yang ia temui beberapa hari yang lalu sedang berjalan di atas trotoar yang berlawanan arah dengan laju mobilnya. Kyuhyun mengetukan buku-buku jarinya di atas kemudi, sedikit menimbang-nimbang dan akhirnya menyerah pada keinginannya untuk memberhentikan mobilnya tepat di depan gadis itu . Kyuhyun menurunkan  jendela mobilnya lalu melongokan kepalanya keluar.
" Annyeong "Sapanya sedikit keras bercampur dengan suara rintik hujan dan deru mobil yang sengaja di nyalakan. Gadis itu menatapnya dengan raut wajah terkejut seolah mengenalinya atau mungkin hanya dia sendiri yang lupa dan sesaat kemudian gadis itu tersenyum lalu membungkukan badannya sopan. Terlihat dalam dekapannya sebuah buku dengan sampul yang masih utuh dan terbungkus dengan plastik rapih,bisa di tebak jika gadis itu baru saja keluar dari dalam toko buku. Hari ini ia mengenakan dress berwarnasmoothbrown  dengan cardigan yang berwarna agak lebih gelap, rambut coklat bergelombangnya ia biarkan terurai indah di sekitar punggungnya, sepatu hak tinggi dengan aksen  rose yang melilit pergelangan kaki semakin mempercantik penampilannya.
Entah kenapa kali kedua ia bertemu eun hwa namun hatinya selalu berkata lain ketika di dekatnya, seperti perasaan ingin terus mengikutinya, mengetahui apa yang gadis itu sedang lakukan dan memperhatikannya setiap saat dan semampu yang ia bisa. Bahkan terkadang ada perasaaan yang mendesak dan membuatnya lebih dulu menyapa gadis itu, berbicara dengannya dan menetapkan bahwa gadis itu adalah hobby barunya sekarang. Dia merasa tertarik namun lebih dari rasa ketertarikan seperti pada umumya.
" Kau sedang apa disini ?"
" Menunggu taksi " Jawab gadis itu singkat dengan baju yang mulai basah terkena guyuran air hujan.
" Mau aku antar ? Bukankah kau tinggal di sekitar cafe itu ? Kebetulan kita satu arah " Tawar kyuhyun ramah membuat eun hwa menatapnya tak percaya dan sesaat kemudian gadis itu menggelengkan kepalanya pelan, menolak tawaran kyuhyun secara halus.
" Tidak usah, aku tidak mau merepotkan "
" Aku tidak suka menerima penolakan. Masuklah, hujannya semakin deras " Pria itu turun dari dalam mobil, membukakan pintu mobil untuk eun hwa dan gadis itu hanya menunduk malu tidak tahu harus berbuat apa.
" Masuklah " Titahnya dan gadis itu hanya bisa mengangguk tidak bisa menyanggah permintaannya yang terkesan seperti sebuah tuntutan.
Mereka melewati perjalanan dengan hening, tidak ada satu pokok pembicaraan yang mereka bahas. Eun hwa menatap lurus ke depan,memperhatikan setiap rintik hujan yang turun.
" Hujan, bukankah hari ini sangat indah ? Andai saja tadi aku ingat betapa harumnya bau hujan yang jatuh ke  tanah . Apa kau juga berpikir seperti itu?"
" Aku tidak begitu menyukai hujan, waeyo ?"
" Tapi menurutmu apa pantas setiap orang membenci hujan  ? Bukankah mereka egois ?"
" Mwo ?"Pria itu kaget dengan pertanyaan yang eun hwa lemparkan padanya.
" Hujan adalah salah satu hal yang paling istimewa didunia. Air yang mengalir bersih menandakan ketulusan hati. Hujan adalah satu keajaiban yang luar biasa, siklus yang berputar tanpa berujung kecuali jika dunia ini benar-benar berakhir. Air kecil yang menetes memberi kehidupan bagi setiap makhluk hidup di dunia, bagian terpenting yang kita butuhkan selain oksigen tapi manusia malah mencacinya setiap ia datang dan mengatakan sumpah serapah yang tidak berarti. Tetes cairan yang jatuh ke tanah kadang di anggap kotor namun tergantung dari sisi mana kita melihatnya maka hujan akan memberikan kebaikan lebih. Hujan itu indah, dan aku menyukainya "
Kyuhyun mendengarkan baik-baik gadis itu berbicara walau pandangannya terarah ke jalanan namun dia suka cara gadis itu mengartikan hujan, hal kecil yang di anggapnya luar biasa. Baginya wajah cantik, mata coklat bening tidak berarti apa-apa di bandingkan dengan apa yang gadis itu lakukan dengan tubuhnya, dia menyukai bibir gadis itu bukan karena senyumnya yang mempesona namun setiap ucapannya yang mengandung makna pada setiap kalimatnya. Gadis itu sedikit aneh, tidak ada hal yang istimewa darinya namun setiap kali menatap matanya dan mendengar suaranya yang khas, membuat ia berpikir dan membenarkan jika ia memang menyukai gadis itu, tidak !! tidak !!Bukan hanya sekedar menyukainya namun mencintainya hanya dalam hitungan detik pertama ketika mereka bertemu pandang.
" Disini " Ucap gadis itu sambil menoleh ke arah kyuhyun lalu ia melemparkan pandangan ke sebuah rumah minimalis bercat merah muda dengan pekarangan yang cukup luas dan di tanami berbagai tanaman hias, ditengah-tengah pekarangan di pasang sebuah ayunan besar dengan kedua penyanggah terbuat dari pohon pinus.
Kyuhyun menepikan mobilnya di sisi pagar rumah, lalu turun dari dalam mobil dan mengambil sebuah payung transparan dari dalam bagasi. Pria itu membukakan pintu untuk eun hwa dan berjalan berdampingan dengannya hingga tepat di depan pintu rumah.
" Gomawo"Ujarnya membungkuk sopan "kau mau masuk dulu ? " Tawarnya.
" Tidak usah, lain kali saja jika kita berjumpa lagi" Tolaknya cepat.
" Eun hwa, jika kita di takdirkan untuk bertemu lagi,maukah pada kesempatan berikutnya kita pergi bersama ?"
Tahan chokyuhyun !! Keinginanmu terlalu besar untuk terus menemuinya !
Dan harusnya pria itu sudah tahu jika sekali bertemu dengan gadis seperti eun hwa maka selanjutnya dia akan melakukan berbagai cara untuk kembali melihatnya, bertemu dengannya lagi tanpa keinginan untuk berhenti melakukannya.
Gadis itu mengangguk " Tentu saja, kita akan melakukannya "
Eun hwa memutar handle pintu rumahnya setelah sebelumnya membuka terlebih dahulu dengan kunci yang di pegangnya.
" Eun hwa " Panggil kyuhyun membuat gadis itu menoleh dan melemparkan senyum padanya.
" Senang berkenalan denganmu "

***

Kyuhyun mematikan mesin mobil dan mencabut kuncinya setelah mobil ferarri miliknya terpaki sempurna di pekarangan rumah. Pria itu hendak membuka pintu dan turun namun sudut matanya menangkap sebuah buku yang teronggok begitu saja di atas kursi di sampingnya.
" love blossom" gumamnya mengeja judul yang tertera pada sampul buku tersebut.
Pria itu turun dari dalam mobil, kakinya melangkah masuk menuju rumah.
Kyuhyun menghempaskan tubuhnya ke atas sofa lalu meletakan buku milik eun hwa yang tertingal ke  atas meja. pria itu menghela nafas panjang, kemudian menatap langit-langit rumah. Hanya  itu, tidak ada lagi yang bisa dia lakukan.Kyuhyun melipat kedua lengan kemeja hingga sebatas siku, hal yang selalu dia lakukan sepulang kerja.
Pria itu tersenyum mengetahui tuhan telah mengirimkan satu-satunya takdir untuknya.Bukan berarti dia tergila-gila pada gadis itu atau apa. Rasanya bahkan lebih rumit daripada segalanya. Seperti ada dorongan kuat yang memaksanya untuk menghampiri gadis itu dan mengajaknya berbicara atau bahkan mencari-cari tempat dimana gadis itu berada lalu mengikutinya. Suatu rasa ketertarikan namun lebih dari yang biasanya.

***
3th Meet (  Destiny of Love )


"Jika bicara tentang takdir, bukankah takdir itu terikat layaknya  planet-planet di jagat raya yang berputar mengelilingi orbitnya sendiri atau setiap organsime yang di takdirkan untuk terikat dengan oksigen? Bagaimana aku bisa tahu ?Bukankah aku sering mengatakannya padamu ? Bahwa kau di takdirkan untukku, tuhan tlah menggariskanmu untukku seperti yang sering aku gambarkan padamu, mempertemukan kita kembali dalam waktu yang telah di tentukan seakan kita lah yang telah merencanakannya. Kau takdirku, pernahkan kau mendengar detak jantungku barang satu kali saja ? Detak jantung yang di ajarkan untuk bergerak sesuka hatinya, tidak perduli bila rongga dadaku akan mati seketika hanya dengan melihatmu saja. Apakah kau juga  tahu benda tercantik di dunia itu apa ? Pernahkah seseorang memberitahumu ,bahwa eksistensimu di dunia ini sangatlah penting dan terjaga layaknya mentari yang bersinar memenuhi jagat raya dan aku salah satu yang membutuhkan sinarmu....Bunga matahari yang sudah terikat denganmu, seperti garis takdir bukan ? "


Gadis itu duduk di bawah pohon oak, tangannya bergerak membuka lembar halaman berikutnya dari buku yang tengah dia baca. Hari-harinya yang selalu sama tanpa bekerja karena semua urusan ia serahkan pada orang pilihan ayahnya. Memang kedua orang tuanya tlah meninggal beberapa tahun yang lalu dan semua beban perusahaan mereka serahkan padanya seorang sebagai anak semata wayang. Eun hwa tidak mau ambil pusing, semua urusan dan tetek bengek tentang perbisnisan dia serahkan pada pamannya dan dia hanya bertugas menerima keuntungan dan mengawasi kerja pamannya saja sebagai direktur perusahaan.
Gadis itu merenggut kesal karena buku barunya yang dia beli tertinggal di dalam mobil kyuhyun, setidaknya itulah yang sedang dia pikirkan.Ia sangat berharap jika pria itu mau mengembalikan buku miliknya dengan segera tepatnya bukan itulah alasan sebenarnya, dia hanya ingin bertemu pria itu sekali lagi dan lagi makannya hari ini dia menunggu kyuhyun di bawah pohon oaks di depan rumahnya tapi sayangnya satu kata yang paling dia benci adalah 'Menunggu' namun dia malah melakukannya, Bodoh bukan ?
Gadis itu mengibaskan tangannya ke leher, hari yang tiba-tiba berubah menjadi panas bahkan matahari bersinar sangat terik, entah berapa suhu di luar ruangan saat itu 380 atau bahkan 42celcius ? Masa bodoh dengan itu, dia tidak terlalu memilkirkannya.
Hari ini dia mengenakan dress musim panas berwarna peach , belt  berwarna smooth brownterlihat menyanggah pinggangnya yang ramping dengan renda putih di bagian bawah dress memberi aksen bunga yang yang menjuntai indah ke bawah tak lupa sepatu flats berwarna jingga dengan aksen pita semakin mempermanis penampilannya.
Keringat dan peluh membasahi leher jenjang yang putih bersih  hingga tulang belikat nya yangn ampak terlihat karena rambut coklat bergelombangnya dia buat sedikit ikal dandi ikat asal .Di sekitar tubuhnya terdapat daun-daun oaks yang berguguran dan nampak sudah mengering.
Eun hwa menyipitkan matanya ketika melihat mobil yang dikenalnya menepi di sisi pagar. Seorang pria keluar dari dalam mobil dengan buku berada dalam genggamannya.
Gadis itu bersumpah bahwa pria yang berada di hadapannya itu benar-benar membutakan mata, sepertinya bahasa itu terlalu berlebihan.Bagaimana jika terlalu menyilaukan untuk pandangan ukuran manusia ?
Pria itu melambaikan tangan padanya sambil tersenyum,balutan kemeja berwarna biru muda dengan garis vertikal dan horizontal,beberapa kancing kemeja sengaja di buka memperlihatkan kaus v-neck  putih yang membalut tubuh bagian atasnya belum lagi celana berwarna coklat terbuat dari bahan katun yang lembut senada dengan rambutnya yang berwarna coklat kemerahan.

" Kyuhyun " Gumamnya berusaha mendongak dan menatap pria yang sudah berdiri di hadapannya itu.
" Kau meninggalkan ini di mobilku " Pria itu tersenyum membuat wajah eun hwa kembali memanas dan bersemu merah tak karuan dan sialnya pria itu pasti bisa melihat wajahnya yang memerah bahkan terlalu dekat untuk sekedar di pandangi.
" Gomawo "Ujarnya singkat, tangannya terulur mengambil buku dari genggaman kyuhyun,sebaliknya pria itu memperhatikan setiap gerak-geriknya dan seperti biasa di matanya gadis itu selalu terlihat cantik.
" Matahari benar-benar menyengat, apa kau tidak kepanasan ?" Tanya pria itu sambil terus memperhatikannya.
" Tidak, disini hangat " Jawab eun hwa sambil memalingkan wajahnya menghindari tatapan kyuhyun.
Astaga !!Apa dia setampan itu ?
" Disini panas, nanti kau sakit. Hari ini aku ingin mengajakmu keluar. Apa kau mau ?" Pria itu menatapnya dengan ekspresi yang berganti setiap detiknya antara marah, kesal, lembut, kagum dan manis akhirnya.
Eun hwa menatap pria itu dengan kening berkerut dan tak percaya, apa dia melakukan satu hal yang salah?
" Tapi....."
" Buka suara artinya ' iya ' " Tuntut pria itu menarik sebuah kesimpulan sepihak. Tangannya terulur menarik pegelangan tangan eun hwa hingga gadis itu berdiri berhadapan dengannya, menghilangkan jarak yang tersisa secara perlahan.
Tiba-tiba gadis itu tersadar dengan mata yang terbuka lebar, meresapi apa saja yang baru menimpanya. Eun hwa merasakan rongga dadanya hampa tanpa terisi udara, paru-parunya seakan lupa bagaimana caranya memproses oksigen agar tetap mempertahankan keberadaannya karena yang dia tahu saat ini...Dia nyaris di buat mati oleh seorang cho kyuhyun.
Kyuhyun terkekeh pelan ketika tidak mendapati perlawanan bahkan pergerakan sekecil apapun dari gadis itu dan yang terpenting hanya dialah satu-satunya manusia di tereksistensi di muka bumi ini yang mampu membuat eun hwa kelimpungan.
Tangan pria itu terangkat,menelusuri wajah gadis itu menggunakan buku ibu jarinya, menyentuhnya dengan hati-hati dan tersenyum puas menyadari gadis itu sama sekali tidak menolaknya.
" Shit ! Bisakah kita pergi sekarang ?" Kyuhyun tidak memperdulikan umpatan gadis itu mengenai dirinya, terlalu sibuk dengan wajah si pengumpat di bandingkan umpatannya dan 100%  pria itu tidak tertarik pada hal lain selain wajah eun hwa.
"As your wish "

***

" Bukankah ini takdir, tidak ada orang lain disini kecuali kita " Ujar pria itu ketika mereka berdua mendudukan diri di tempat biasa, di dekat jendela cafe yang langsung menghadap ke jalan raya.
" Hmmm, takdir atau kau yang sengaja merencanakannya ? Bagaimana seorangsecurity bisa berdiri di depan sana dan kau katakan itu takdir ?" Senyum pria tu terkembang tertahan ketika mendengar pertama kalinya eun hwa menyindir perbuatannya walau masih dengan bahasa yang sangat halus.
" Baiklah, aku memang menyewa tempat ini "
" Cih ! Benar -benar, kenapa kau melakukannya ? " Kyuhyun tertawa ringan memperhatikan ekspresi eun hwa yang menurutnya sangat lucu dan manis ketika sedang marah, membuat gadis itu dengan segera lupa bahwa dirinya sedang marah ketika melihat pria itu tertawa ringan, memperlihatkan lengkungan indah di bibirnya dan setengah mati gadis itu berusaha menyembunyikan wajah bodohnya yang tergila-gila dengan sosok cho kyuhyun .Kyuhyun  memang bukansiapa-siapanya tapi setelah beberapa kali bertemu, membuatnya mengerti tentang perasaannya sendiri, sentuhan pertama pria itu, tatapan penuh kasih sayangnya dan juga sikap manis yang membuatnya tidak bisa menjauh dari pria itu bahkan sisi pribadinya memaksa dia untuk selalu berada di dekatnya.
" Baru pertama kali aku melihatmu marah, seandainya kau seperti ini padaku setiap hari aku tidak akan menolaknya asalkan aku bisa terus melihatmu " Eun hwa tertegun setengah mati saat pria itu berjalan menghampirinya dan berlutut di depannya menyerahkan setangkaiwhite rose yang menjadi favoritenya.
" Aku pikir ini bunga favoritemu " Pria itu mengusap tengkuknya,jari-jarinya bergerak mengacak anak rambut di sekitar punggung kepalanya, sekedar menghilangkan sedikit demi sedikit rasa gugup yang tiba-tiba mendera.
Bodoh !! Bahkan setangkai white rose itu berpikir untuk menertawakan tindakannya.
" Kyuhyun..Aku tidak mengerti...." Pria itu berdiri, menarik pinggang eun hwa hingga posisi mereka kini benar-benar berhadapan dan tangan pria itu dengan ragu melingkar di sekitar pinggang eun hwa.
Wajah mereka berdekatan hanya ada jarak beberapa centi hingga wajah mereka tidak benar-benar menempel. Nafas keduanya saling memantul membuat keduanya nyaris mengalami penyakit gila dadakan.
" Apa melihatmu itu adalah dosa?" Eun hwa menatap pria itu seperti orang bodoh, dadanya merasakan sakit karena sedari tadi ada semacam perasaan yang meletup-letup, rongga dadanya terasa sesak karena jantungnya yang tiba-tiba mendesak , menusuk meminta meloncat keluar. Semua organ tubuh yang bekerja di batas normal dan aliran darah yang mendadak tidak sampai ke otak membuatnya terlihat benar-benar seperti seorang idiot.
" Kyuhyun, aku......"
"Hmm ?" Pria itu sibuk menikmati mata indah itu di detik pertama. Demi tuhan, tidak ada hal indah lain di dunia ini selain gadis itu dan entah kenapa menatap wajahnya tidak pernah bosan untuk ia lakukan seakan hanya eun hwa lah benda tercantik di dunia ini.
" Aku.." Ujar eun hwa terputus ketika tangan kyuhyun yang bergerak naik dari pinggangnya menuju wajah, menarik tubuh gadis itu agar semakin mendekat dengannya dan memastikan tidak ada sedikitpun jarak di antara mereka.
" Apa kau ingin tahu satu hal yang tidak orang lain ketahui di dunia ini ?" Jemari panjangnya bergerak naik, mengangkat dagu eun hwa dan terhenti di bibir dan sialnya bagian tubuhyang satu itu terlalu menarik perhatiannya dan jika di sandingkan dengan kehidupan nyata maka dia akan menggilai bibir eun hwa seperti ekstasi atau obat-obatan terlarang yang akan menyebabkan kecanduan akut jika tidak menggunakannya dan begitu pula dengan dia, jika tidak setidaknya mencium bibir eun hwa satu kali dalam sehari bisa di pastikan sekaratnya dia saat itu juga dan dia ingin sekali melakukannya setiap kali menatap wajah cantik itu langsung namun sayang hobby barunya adalah menatap wajah eun hwan-nya berlama-lama dan bisa di bayangkan dia akan melakukannya lebih dari satu kali.
" Aku mencintaimu, bukan hanya karena aku mencintaimu tapi karena kau memang sudah di takdirkan untukku seberapa besar usahamu untuk menjauh dariku pasti suatu hari nanti kau akan kembali padaku dan jangan pernah berpikir untuk melakukannya karena aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi jauh dariku " Suara pria itu semakin mendekat ..............Dan rupanya dia bicara tepat di bibir eun hwa, hanya menempel saja dan gadis itu seperti menunggu apa yang akan kyuhyun lakukan padanya. Tanpa ia sadari seluruh anggota tubuhnya tiba-tiba saja melemas ketika menyadari pria itu sama sekali tidak bergerak dan menahan posisinya agar tetap seperti itu, membiarkan bibir mereka hanya bersentuhan membuat eun hwa berusaha untuk tidak melumat bibir pria itu duluan namun dalam detik berikutnya gadis itu melumat bibir kyuhyun pelan, memberikan sensasi yang berbeda seperti ada ribuan kupu-kupu yang melesak keluar dari hatinya.
Pria itu melepaskan tautan bibir mereka dan menatap wajah eun hwa yang menatapnya dengan pandangan kecewa.
" Akan jauh lebih menyenangkan jika sebelumnya kau minum dulu capuchino atau sejenisnya yang berbusa "Saran kyuhyun dengan kedua alis yang saling bertaut.
" Foam kiss, dasar mesum !" Sindir eun hwa lalu tertawa ringan sambil memukul dada kyuhyun pelan.
" Jadi ? Apa kau mencintaiku juga ?"
" Tergantung "
" Tergantung apa ?"
" Seberapa besar perjuanganmu untuk mendapatkanku "Spontan kyuhyun segera menarik tubuh gadis itu dan memeluknya erat lalu dia bergerak berputar dan membalikan tubuh eun hwa agar menghadap ke arah sebuah panggung yang berada di depan meja-meja cafe.
Terlalu silau dan otomatis eun hwa menyipitkan matanya.
Terlihat benderang susunan lampu-lampu kecil seperti lampu-lampu hiasan pada pohon natal yang di tata apik dan cantik layaknya lampu taman yang indah dan membentuk susunan kalimat yang sepertinya sengaja di buat membuat matanya terbelalak kaget.
" Apa ini cukup ?" Tanya kyuhyun dengan intonasi yang rendah namun terkesan lembut , pria itu meletakan dagunya pada bahu eun hwa sambil terus memeluk pinggang ramping gadis itu.
" Ini masih ' Autumn ' dan sejak kapan kau berpikir untuk melakukannya ?"
" Sejak pertama kali melihatmu berjalan di pekarangan cafe ini dan meminta duduk di depanku dan sejak saat itu pula kau sudah mencuri semua perhatianku " Pria itu memutar tubuh eun hwa nyaris 180 membuat mereka kini saling berhadapan , menatap bola mata coklat milik gadis itu dengan terang-terangan.
" Coba katakan yang barusan kaulihat "
" Love blossom, kuputuskan untuk menikahimu di musim itu " Ulang eun hwa seperti orang bodoh.
" Ku putuskan untuk menikahimu" Ujar kyuhyun kurang ajar.

***
4th Meet ( Love Blossom )
"Love Blossom, kau tahu apa yang membuatku terus berpikir jika kau itu istimewa dan berbeda ? Jawaban yang terlalu sederhana untuk kau ingat, karena kau mukjizat pribadiku "


" Bagaimana dia bisa terlambat,pemberkatannya sebentar lagi !!! " Umpatnya kesal sambil menarik gaun pengantinnya yang menjuntai ke bawah hingga ekor gaunnya teronggok pasrah begitu saja di atas tanah. Gadis itu melihat layar handphone miliknya lalu jari telunjuknya bergerak menekan tombol satu sebagai speed dial.
Sambil berharap saat mendekatkan loud pspeaker ke telinga kanannya, gadis itu mulai mengedarkan pandangannya pada sekeliling taman tempatnya menunggu kyuhyun. Matanya menelusuri satu persatu jasmine dan rose yang tlah mekar sempurna di balik rerumputan sejenis teki dan detik berikutnya ia kembali menunggu sambungan telepon demi mendengar suara pria itu.
Tut....Tut
Oh...Shit !! Apa pria itu memang sengaja melupakannya ? Dan jangan katakan jika pria itu mengerjainya dengan berpura-pura lupa namun  nyatanya bersembunyi di balik  pohon dengan white rose berada dalam genggaman tangannya, karena pasti itu takkan pernah terjadi lagi.
Eun hwa berjalan resah sambil menggigit bibir bawahnya, dengan pikiran yang entah melayang kemana gadis itu memutuskan untuk menunggu kyuhyun di sebuah bangku kayu bergaris bunga tulip dengan arsitektur inggris paris yang klasik di payungi pohon mappledengan daun yang mulai kembali bertumbuhan setelah musim gugur berganti menjadi musim semi. Gadis itu menatap lurus kolam pancur yang ada di hadapannya, bunyi keciprak air yang berjatuhan ke dalam kolam semakin menambah kesunyiannya.

Bodoh ! Kenapa pula dia mau menunggu di taman seperti orang gila, setiap orang yang berlalu lalang di hadapannya melemparkan tatapan heran karena kenyataan ia yang duduk sendiri di taman mengenakan gaun pengantin. Harusnya dia tidak menyetujui keinginan kyuhyun untuk menjemputnya di taman yang kebetulan lokasinya dekat dengan rumah sebelum mereka berangkat ke gereja.
Dan sekarang apa yang harus ia lakukan ?
Kembali ke rumah ? Itu tidak mungkin.
Berjalan kaki atau naik taksi dengan pakaian seperti itu ? Ketahuilah gadis cantik itu bukan pengisi karnaval tahunan ibu kota.
.Eun hwa menghela nafas pelan, ujung matanya melirik arloji putih yang ia kenakan. Marah........Mungkin itu yang sedang dia rasakan mengingat sudah berapa lama ia menunggu kyuhyun sendirian di aman.
Wajah cantiknya ia tekuk sambil bersungut ria memperlihatkan lengkungan tak suka pada bibir mungilnya.
Kepak sayap puluhan merpati melinta sdi langit, membuatnya mendongak dan enggan memalingkan wajah dari keindahan senja. Deru angin berhembus secara kurang ajar menggoyangkan dedauan mapple di atas kepalanya, matanya terpaku melihat empat degrasi warna indah yang terpampang di langit senja tempat pergerakan sang surya untuk kembali pulang.
Oh uhan sampai kapan dia harus menunggu seperti itu, bukankah hal yang paling ia benci adalah menunggu ?

Mata coklatnya dengan nakal turun menatap dan menggerayangi gaun berwarna broken white 10 cm di atas lutut,ekor gaun yang berundak di biarkan menjuntai hingga ke tanah bagian bawah dress di beri aksen renda berwarna merah mudah dan rose kecil yang menjadikannya nampak seperti peri hutan, sepatu merah muda dengan rose berwarna senada melilit pergelangan kakinya, tak lupa rambut yang sengaja ia jalin longgar dengan mahkota bunga menyanggah kepalanya. Penampilan yang nampak feminim membalut tubuh kurusnya.
Bisa di bayangkan reaksi pria itu ketika melihatnya.
Hari semakin sore, banyak hal yang semakin di pikirkannya. Cho Kyuhyun yang tidak jadi datang dan ternyata hanya bermain-main dengannya, pria jahat yang ingin melakukan hal kejam padanya atau kegelapan yang akan memakannya.
Benar-benar otaknya sudah tidak waras!
Gadis itu meremas ujung gaunnya yang memang sudah terlihat kusut karena pergerakan tubuhnya yang tidak mau diam.
" Maaf membuatmu menunggu lama"Gadis itu mendongak mencari sumber suara. Mata eun hwa menyipit memperhatikan seseorang yang berdiri tepat di belakang pohon mapple yang berada di hadapannya.
" Harusnya aku tidak membuat gadis secantikmu menunggu begitu lama " Pria itu keluar mengenakan setelan formal, tuxedo berwarna hitam dengan kemeja berwarna putih, dasi kupu-kupu dan celana hitam formal. Kyuhyun berdiri menghadap eun hwa, tubuhnya bersandar pada pohon dengan kedua tangan yang di lipat di depan dada dan ujung sepatu yang mengetuk-ngetuk ke atas tanah.
Eun hwa mendelik kesal pada pria yang ada di hadapannya, sudah berjam-jam dia menunggu pria itu untuk moment terpenting dalam hidupnya, seandainya dia mempunyai banyak sumpah serapah atau hardikan untuk pria itu pasti dia sudah melakukannya.
Gadis itu membuang pandangannya kearah sekitar, menghindari sorot mata teduh milik kyuhyun.
"Apa kau marah ?"
Oh cho kyuhyun, berpikirlah realistis !! Bagaimana bisa seorang gadis yang di biarkan sendiri di taman di hari pernikahannya tidak marah ?
" Aku menunggu waktu yang tepat untuk menjemputmu " Penjelasan kyuhyun membuat gadis itu menoleh, sekedar mendengarkan penjelasannya sesaat, menatap kyuhyun lekat-lekat  dengan mata coklatnya.
" Apa kau tahu alasanku ingin menikah denganmu di musim semi ?" Dengan suara tegas pria itu menghampiri eun hwa dan mengulurkan tangannya mengajak gadis itu untuk berdiri berhadapan dengannya. Gadis itu menyambut uluran kyuhyun dan berdiri berhadapan dengannya.
" Ia hadir satu kali setiap tahunnya, musim semi yang indah adalah waktu yang tepat untuk mempercayai takhayul itu namun kau harus mencobanya untuk mencari tahu kepastian yang tepat. Kejora di sore hari, tepat di di hari pertama musim semi. Berdo' dan mintalah sebuah permohonan dan keinginanmu akan terkabul di musim semi mendatang. Terdengar bodoh memang tapi aku akan menyukainya jika kemungkinan itu terjadi " Pria itu tersenyum, menyadari satu hal yang gadis itu tahu......Kyuhyun tidak mungkin meninggalkannya.
Bisakah seseorang memanggilkan dokter jiwa, menyadari otak gadis itu yang mulai tidak waras dan bisa saja dia bunuh diri jika saja pria itu tidak jadi menikahinya.
" Aku sengaja mengundur pemberkatannya nanti malam, aku ingin berdo'a dulu bersamamu disini " Dan detik itu pula kyuhyun bisa menemukan lengkungan semburat merah di pipi 'calon' istrinya menyadari perubahan wajah eun hwa ketika ia menatapnya dengan semakin intens dengan jarak yang tanpa sadar sudah di hapus secara perlahan. Eun hwa sedikit mendorong tubuh kyuhyun yang mulai memeluk pinggangnya erat,benar-benar menghapus sisa jarak yang tinggal sedikit, membiarkan pria itu menunduk dan berakhir dengan kening mereka yang saling menempel.
Butuh logika yang jelas untuk memahami aroma teh yang menguar dari tubuh pria itu, bisakah tuhan memberi sedikit radius pada keduanya agar tidak saling tergoda satu sama lain ?
" Dan do'aku , aku harap di musim berikutnya kita akan terus bersama. Bagaimana denganmu ?"
" Apa kau meragukan takdir?"
 Jika takdir berkata lain, apakah kau akan tetap menjalani hidupmu bersamaku ?”
" Tentu saja aku akan melakukan apapun agar bisa hidup bersamamu "

************************THEEND ************************************


Tidak ada komentar:

Posting Komentar