“ Cinta? Jika berkata tentang cinta, apa yang kau ketahui
tentangnya ? Istilah yang terlalu sederhana namun mampu merusak daya pikir
manusia di dunia. Namun cinta tidak akan terkesan sederhana untuk di gambarkan.
Cinta adalah sebuah pergolakan, layaknya pergantian musim yang
menyenangkan.Cinta adalah musim gugur. Karena siklus indahnya sama seperti daun
yang berubah warna. Cinta adalah musim hujan. Karena suara cinta terdengar
menyerupai gemericik air hujan. Cinta adalah musim panas. Karena hangatnya
cinta sebanding dengan matahari. Cinta adalah musim semi. Karena harum semerbak
cinta tak kalah menggoda dengan bunga lilac.Secara nalar dan logika cinta
memang luar biasa tergantung dari sisi mana kita mampu memahaminya dan satu hal
yang tidak pernah banyak orang sadari tentang cinta adalah ‘Mata’. Karena
pertemuan ter-sederhana dari cinta adalah mata, kau akan menghitung berapa
detik lamanya akan jatuh cinta pada seseorang dan menganggapnya menjadi orang
teristimewa hanya karena membalas tatapanmu saja, tidak perduli dia akan
menyukaimu ataupun tidak. “
*~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
1st Meet (
Love at thefirst sight )
Seorang pria berjalan tergesa-gesa memasuki sebuah
pelataran cafe setelah sebelumnya menepikan terlebih dahulu ferarri miliknya di depan pagar. Tangan
kanannya terangkat mengambil sehelai daun yang sempat menempel pada blazer,
seperti perkiraan sebelumnya musim gugur datang lebih awal walau secara pribadi
dia sangat menyukai musim gugur, melihat daun-daun yang berganti warna secara
serempak,mengering dan berakhir jatuh di tanah kemudian hidup kembali di musim
semi. Butuh waktu yang cukup lama untuk menikmati setiap siklus kehidupannya.
Pria itu menarik nafas dalam-dalam, merasakan aroma yang
sangat familiar di atmosfer udara sepanjang hidupnya, aroma musim gugur lengkap
dengan terik matahari yang menyengat.Tangannya bergerak menarik gagang pintu
dan mendorongnya ke dalam sehingga dengan sengaja membunyikan lonceng yang
terpasang di atas saat dia membuka pintu.
Cafe yang cukup ramai untuk suasana pagi hari dengan
kapasitas pengunjung paling banyak adalah kaum wanita. Pria itu mengedarkan
pandangannya membuat kaum hawa yang berada di dalam cafe menghentikan
aktivitasnya sejenak sekedar memandangi wajah pria itu yang terpahat dengan
sempurna. Tidak ada kursi dan meja yang tersisa kecuali sebuah meja kosong yang
berada tepat di dekat jendela, menghadap ke arah jalan raya dan pria itu pun
memutuskan untuk duduk disana dan memperhatikan setiap orang yang berlalu
lalang di hadapannya melalui jendela cafe.
“ Anda mau memesan apa, tuan ?” Tanya seorang pelayan
yang sudah berdiri di sebelahnya sambil meletakan sebuah buku menu ke atas
meja.
“ Teh hangat “ Jawabnya singkat tanpa menoleh.
“ Baik, silahkan menunggu sebentar.”
Pria itu melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda
tadi.Matanya menyipit memperhatikan seorang gadis yang baru saja melangkah
memasuki pekarangan cafe, seorang gadis cantik yang mengenakan dress berwarna broken white selutut tanpa lengan,sepatu berwarna
senada dengan ukuran 10 cm semakin mempermanis penampilannya tak lupa rambut
coklatnya yang di biarkan terjalin longgar. Terlihat dalam dekapannya seikat baby breath dan beberapa tangkai white rose tersusun rapih membentuk bucket bunga
yang menarik.
Jika berpikir tentang definisi cantik itu apa, maka tidak
ada satu katapun yang pantas untuk di sandingkan dengannya namun ketika kali
pertama melihatnya satu hal yang dia sadari dan membuatnya shock karena hanya dengan melihat
penampilan gadis itu saja dapat melumpuhkan pikirannya, berhenti berpikir di
detik pertama, lalu kehilangan akal sehat,walaupun sudah beberapa saat
terlewatkan namun kadar kecantikannya membuat pria itu tanpa sadar menarik
nafas dalam-dalam berusaha menahan rasa gugup yang tiba-tiba saja menderanya
namun semua tetap saja berakhir dengan sia-sia ketika gadis itu berlutut
mengambil sehelai daun oaks kering dan ia selipkan di antara white rose dan baby
breath yang berada dalam dekapannya. Pria itu merasa dadanya tiba-tiba
sakit bahkan ketika gadis itu tanpa sengaja mendongak dan menatapnya dari
kejauhan benar-benar terasa seperti sangat dekat membuat jantungnya berhenti
berdetak dan sesaat kemudian kembali bekerja dengan degup yang bertalu menggila
dan sialnya oksigen di atmosfer seakan lenyap ketika mereka bertemu pandang.
Gadis itu tersenyum padanya, membuatnya menikmati
lengkungan kecil yang merujuk pada bibir merah cherry yang memikat
hatinya dan dengan jelas dia bisa melihat wajah gadis itu ketika semakin
berjalan mendekat dan memantulkan bayangan dirinya dari balik jendela cafe,
membuatnya terpana dan berpikir waktu berjalan cukup lama hanya untuk
mengaguminya dan dengan melihatnya saja pria itu sudah memastikan gadis yang
berada di hadapannya itu cantik, dan hanya kata itulah yang dapat dia gunakan
untuk menggambarkannya.
Gadis itu melangkahkan kakinya menuju pintu masuk,
menarik gagang pintu dan mendorongnya ke dalam sehingga dengan sengaja
membunyikan lonceng yang terpasang di atas saat dia membuka pintu, percis
seperti yang dia lakukan saat pertama kali memasuki cafe.
Matanya mengikuti langkah gadis itu yang terus berjalan
ke arahnya dan kini berdiri tepat di hadapannya dengan senyum yang tak lantas
hilang dari wajah cantik yang terpahat dengan sempurna tersebut.
" Chogiyo,
boleh aku duduk disini ? Aku suka sekali duduk dekat jendela dan kebetulan
musim gugur adalah........"
" Oh , silahkan " Ujar pria itu memotong
pembicaraan sang gadis lalu mempersilahkannya duduk. Gadis itu lebih memilih
duduk berhadapan dengannya, menatap lurus ke samping dan memandangi
satu-persatu daun oaks dan mapple yang berguguran di sekitar
pekarangan cafe.
Seorang pelayan tiba-tiba menghampiri mereka dengan
membawa nampan berwarna perak berisikan teh hangat pesanan pria itu.
" Silahkan " Tawarnya ramah lalu meletakan teh
hangat itu di atas meja dan melayani para pengunjung yang baru saja datang
termasuk gadis itu.
Keduanya kembali terhanyut dalam aktivitasnya
masing-masing.Pria itu melayangkan tatapan pada gadis yang ada di depannya,
menatapnya dengan sayu dan mengingat setiap gerakan yang gadis itu lakukan
termasuk memandangi jendela dan memperhatikan daun yang berjatuhan.
" Anda suka musim gugur ?" Tanyanya membuka
pembicaraan.
" Oh, tentu aku menyukai musim gugur. Waeyo ?"
" Anio, hanya saja banyak orang yang beranggapan
bahwa musim gugur identik dengan perpisahan tapi menurutku itu tidak benar.
Bukankah dalam perpisahan selalu ada pertemuan ?" Gadis itu menoleh
dan melemparkan senyum padanya membuat ia dengan segera mengangkat cangkir
tehnya yang mulai mendingin dan meminumnya dalam beberapa tegukan, tercium
aroma crisant yang
khas bercampur dengan wangi parfume yang gadis itu kenakan, orange jasmine . Wangi yang menenangkan dan
segar.
" Umm, chogiyo.."
" Jangan panggil aku seformal itu. Kyuhyun, Cho
Kyuhyun" Ujarnya dengan suara tercekat setelah mengumpulkan semua
keberaniannya akhirnya pria itu mengulurkan tangannya membiarkan gadis itu
menyambut uluran tangannya dengan jabatan hangat.
" Park eun Hwa " Ujarnya sambil
tersenyum,membalas uluran tangan pria itu.
***
2nd Meet ( I Think.... )
"Jika kau bukan orang yang aku cari, kenapa tangan
ini selalu menuntunku untuk berjalan beriringan bersamamu. Jika kau bukan di
takdirkan untuk menjadi milikku, mengapa firasat ini begitu kuat jika berada di
dekatmu. Jika hatiku ini tidak tercipta untuk di isi olehmu mengapa tidak ada
sedikitpun celah untuk orang lain selain dirimu. Lalu, apa kau sudah tahu siapa
yang menjadi alasanku untuk tetap bernafas ? Alasan jantungku untuk terus
berdetak ? Dan itu hanya akan terjadi jika aku masih bisa melihatmu, mendengar
suaramu dan apapun yang kau lakukan dengan tubuhmu. Dan apakah kau tahu
ungkapan yang pantas untuk semua pernyataan ini, karena aku mencintaimu.
Kalimat sederhana yang akan menjelaskan semuanya. "
Pria itu melajukan mobilnya dengan sangat hati - hati,
cuaca kota seoul yang sering berubah-ubah membuatnya jadi kewalahan jika sedang
berada di jalan raya, seperti saat ini. Langit seoul berubah menjadi mendung
saat baru beberapa menit yang lalu mobilnya melaju di aspal jalanan, terlihat
awan hitam menggantung di langit segera menumpahkan isinya berupa air hujan
sebesar biji jagung yang siap membasahi ibu kota kala itu juga.
Matanya menyipit saat menemukan satu titik fokus yang ia
kenal, gadis yang ia temui beberapa hari yang lalu sedang berjalan di atas trotoar
yang berlawanan arah dengan laju mobilnya. Kyuhyun mengetukan buku-buku jarinya
di atas kemudi, sedikit menimbang-nimbang dan akhirnya menyerah pada
keinginannya untuk memberhentikan mobilnya tepat di depan gadis itu . Kyuhyun
menurunkan jendela mobilnya lalu melongokan kepalanya keluar.
" Annyeong "Sapanya sedikit keras
bercampur dengan suara rintik hujan dan deru mobil yang sengaja di nyalakan.
Gadis itu menatapnya dengan raut wajah terkejut seolah mengenalinya atau
mungkin hanya dia sendiri yang lupa dan sesaat kemudian gadis itu tersenyum
lalu membungkukan badannya sopan. Terlihat dalam dekapannya sebuah buku dengan
sampul yang masih utuh dan terbungkus dengan plastik rapih,bisa di tebak jika
gadis itu baru saja keluar dari dalam toko buku. Hari ini ia mengenakan dress
berwarnasmoothbrown dengan
cardigan yang berwarna agak lebih gelap, rambut coklat bergelombangnya ia
biarkan terurai indah di sekitar punggungnya, sepatu hak tinggi dengan
aksen rose yang melilit pergelangan kaki
semakin mempercantik
penampilannya.
Entah kenapa kali kedua ia bertemu eun hwa namun hatinya
selalu berkata lain ketika di dekatnya, seperti perasaan ingin terus
mengikutinya, mengetahui apa yang gadis itu sedang lakukan dan memperhatikannya
setiap saat dan semampu yang ia bisa. Bahkan terkadang ada perasaaan yang
mendesak dan membuatnya lebih dulu menyapa gadis itu, berbicara dengannya dan
menetapkan bahwa gadis itu adalah hobby barunya sekarang. Dia merasa tertarik
namun lebih dari rasa ketertarikan seperti pada umumya.
" Kau sedang apa disini ?"
" Menunggu taksi " Jawab gadis itu singkat
dengan baju yang mulai basah terkena guyuran air hujan.
" Mau aku antar ? Bukankah kau tinggal di sekitar
cafe itu ? Kebetulan kita satu arah " Tawar kyuhyun ramah membuat eun hwa
menatapnya tak percaya dan sesaat kemudian gadis itu menggelengkan kepalanya
pelan, menolak tawaran kyuhyun secara halus.
" Tidak usah, aku tidak mau merepotkan "
" Aku tidak suka menerima penolakan. Masuklah,
hujannya semakin deras " Pria itu turun dari dalam mobil, membukakan pintu
mobil untuk eun hwa dan gadis itu hanya menunduk malu tidak tahu harus berbuat
apa.
" Masuklah " Titahnya dan gadis itu hanya bisa
mengangguk tidak bisa menyanggah permintaannya yang terkesan seperti sebuah
tuntutan.
Mereka melewati perjalanan dengan hening, tidak ada satu
pokok pembicaraan yang mereka bahas. Eun hwa menatap lurus ke
depan,memperhatikan setiap rintik hujan yang turun.
" Hujan, bukankah hari ini sangat indah ? Andai saja
tadi aku ingat betapa harumnya bau hujan yang jatuh ke tanah . Apa kau
juga berpikir seperti itu?"
" Aku tidak begitu menyukai hujan, waeyo ?"
" Tapi menurutmu apa pantas setiap orang membenci
hujan ? Bukankah mereka egois ?"
" Mwo ?"Pria itu kaget dengan
pertanyaan yang eun hwa lemparkan padanya.
" Hujan adalah salah satu hal yang paling istimewa
didunia. Air yang mengalir bersih menandakan ketulusan hati. Hujan adalah satu
keajaiban yang luar biasa, siklus yang berputar tanpa berujung kecuali jika
dunia ini benar-benar berakhir. Air kecil yang menetes memberi kehidupan bagi
setiap makhluk hidup di dunia, bagian terpenting yang kita butuhkan selain
oksigen tapi manusia malah mencacinya setiap ia datang dan mengatakan sumpah
serapah yang tidak berarti. Tetes cairan yang jatuh ke tanah kadang di anggap kotor
namun tergantung dari sisi mana kita melihatnya maka hujan akan memberikan
kebaikan lebih. Hujan itu indah, dan aku menyukainya "
Kyuhyun mendengarkan baik-baik gadis itu berbicara walau
pandangannya terarah ke jalanan namun dia suka cara gadis itu mengartikan
hujan, hal kecil yang di anggapnya luar biasa. Baginya wajah cantik, mata
coklat bening tidak berarti apa-apa di bandingkan dengan apa yang gadis itu
lakukan dengan tubuhnya, dia menyukai bibir gadis itu bukan karena senyumnya
yang mempesona namun setiap ucapannya yang mengandung makna pada setiap
kalimatnya. Gadis itu sedikit aneh, tidak ada hal yang istimewa darinya namun
setiap kali menatap matanya dan mendengar suaranya yang khas, membuat ia
berpikir dan membenarkan jika ia memang menyukai gadis itu, tidak !! tidak
!!Bukan hanya sekedar menyukainya namun mencintainya hanya dalam hitungan detik
pertama ketika mereka bertemu pandang.
" Disini " Ucap gadis itu sambil menoleh ke
arah kyuhyun lalu ia melemparkan pandangan ke sebuah rumah minimalis bercat
merah muda dengan pekarangan yang cukup luas dan di tanami berbagai tanaman
hias, ditengah-tengah pekarangan di pasang sebuah ayunan besar dengan kedua
penyanggah terbuat dari pohon pinus.
Kyuhyun menepikan mobilnya di sisi pagar rumah, lalu
turun dari dalam mobil dan mengambil sebuah payung transparan dari dalam
bagasi. Pria itu membukakan pintu untuk eun hwa dan berjalan berdampingan
dengannya hingga tepat di depan pintu rumah.
" Gomawo"Ujarnya
membungkuk sopan "kau mau masuk dulu ? " Tawarnya.
" Tidak usah, lain kali saja jika kita berjumpa
lagi" Tolaknya cepat.
" Eun hwa, jika kita di takdirkan untuk bertemu
lagi,maukah pada kesempatan berikutnya kita pergi bersama ?"
Tahan chokyuhyun !! Keinginanmu terlalu besar untuk terus
menemuinya !
Dan harusnya pria itu sudah tahu jika sekali bertemu
dengan gadis seperti eun hwa maka selanjutnya dia akan melakukan berbagai cara
untuk kembali melihatnya, bertemu dengannya lagi tanpa keinginan untuk berhenti
melakukannya.
Gadis itu mengangguk " Tentu saja, kita akan
melakukannya "
Eun hwa memutar handle pintu rumahnya setelah sebelumnya
membuka terlebih dahulu dengan kunci yang di pegangnya.
" Eun hwa " Panggil kyuhyun membuat gadis itu
menoleh dan melemparkan senyum padanya.
" Senang berkenalan denganmu "
***
Kyuhyun mematikan mesin mobil dan mencabut kuncinya
setelah mobil ferarri miliknya terpaki sempurna di
pekarangan rumah. Pria itu hendak membuka pintu dan turun namun sudut matanya
menangkap sebuah buku yang teronggok begitu saja di atas kursi di sampingnya.
" love
blossom" gumamnya
mengeja judul yang tertera pada sampul buku tersebut.
Pria itu turun dari dalam mobil, kakinya melangkah masuk
menuju rumah.
Kyuhyun menghempaskan tubuhnya ke atas sofa lalu
meletakan buku milik eun hwa yang tertingal ke atas meja. pria itu
menghela nafas panjang, kemudian menatap langit-langit rumah. Hanya itu,
tidak ada lagi yang bisa dia lakukan.Kyuhyun melipat kedua lengan kemeja hingga
sebatas siku, hal yang selalu dia lakukan sepulang kerja.
Pria itu tersenyum mengetahui tuhan telah mengirimkan
satu-satunya takdir untuknya.Bukan berarti dia tergila-gila pada gadis itu atau
apa. Rasanya bahkan lebih rumit daripada segalanya. Seperti ada dorongan kuat
yang memaksanya untuk menghampiri gadis itu dan mengajaknya berbicara atau
bahkan mencari-cari tempat dimana gadis itu berada lalu mengikutinya. Suatu
rasa ketertarikan namun lebih dari yang biasanya.
***
3th Meet (
Destiny of Love )
"Jika bicara tentang takdir, bukankah takdir itu
terikat layaknya planet-planet di jagat raya yang berputar mengelilingi
orbitnya sendiri atau setiap organsime yang di takdirkan untuk terikat dengan
oksigen? Bagaimana aku bisa tahu ?Bukankah aku sering mengatakannya padamu ?
Bahwa kau di takdirkan untukku, tuhan tlah menggariskanmu untukku seperti yang
sering aku gambarkan padamu, mempertemukan kita kembali dalam waktu yang telah
di tentukan seakan kita lah yang telah merencanakannya. Kau takdirku, pernahkan
kau mendengar detak jantungku barang satu kali saja ? Detak jantung yang di
ajarkan untuk bergerak sesuka hatinya, tidak perduli bila rongga dadaku akan
mati seketika hanya dengan melihatmu saja. Apakah kau juga tahu benda
tercantik di dunia itu apa ? Pernahkah seseorang memberitahumu ,bahwa
eksistensimu di dunia ini sangatlah penting dan terjaga layaknya mentari yang
bersinar memenuhi jagat raya dan aku salah satu yang membutuhkan
sinarmu....Bunga matahari yang sudah terikat denganmu, seperti garis takdir
bukan ? "
Gadis itu duduk di bawah pohon oak, tangannya bergerak
membuka lembar halaman berikutnya dari buku yang tengah dia baca. Hari-harinya
yang selalu sama tanpa bekerja karena semua urusan ia serahkan pada orang
pilihan ayahnya. Memang kedua orang tuanya tlah meninggal beberapa tahun yang
lalu dan semua beban perusahaan mereka serahkan padanya seorang sebagai anak
semata wayang. Eun hwa tidak mau ambil pusing, semua urusan dan tetek bengek
tentang perbisnisan dia serahkan pada pamannya dan dia hanya bertugas menerima
keuntungan dan mengawasi kerja pamannya saja sebagai direktur perusahaan.
Gadis itu merenggut kesal karena buku barunya yang dia
beli tertinggal di dalam mobil kyuhyun, setidaknya itulah yang sedang dia
pikirkan.Ia sangat berharap jika pria itu mau mengembalikan buku miliknya
dengan segera tepatnya bukan itulah alasan sebenarnya, dia hanya ingin bertemu
pria itu sekali lagi dan lagi makannya hari ini dia menunggu kyuhyun di bawah
pohon oaks di depan rumahnya tapi sayangnya satu kata yang paling dia benci
adalah 'Menunggu' namun dia malah melakukannya, Bodoh bukan ?
Gadis itu mengibaskan tangannya ke leher, hari yang
tiba-tiba berubah menjadi panas bahkan matahari bersinar sangat terik, entah
berapa suhu di luar ruangan saat itu 380 atau
bahkan 42celcius ? Masa bodoh dengan itu, dia tidak terlalu memilkirkannya.
Hari ini dia mengenakan dress musim panas berwarna peach , belt berwarna smooth brownterlihat menyanggah
pinggangnya yang ramping dengan renda putih di bagian bawah dress memberi aksen
bunga yang yang menjuntai indah ke bawah tak lupa sepatu flats berwarna jingga dengan aksen pita
semakin mempermanis penampilannya.
Keringat dan peluh membasahi leher jenjang yang putih
bersih hingga tulang belikat nya yangn ampak terlihat karena rambut
coklat bergelombangnya dia buat sedikit ikal dandi ikat asal .Di sekitar
tubuhnya terdapat daun-daun oaks yang berguguran dan nampak sudah mengering.
Eun hwa menyipitkan matanya ketika melihat mobil yang
dikenalnya menepi di sisi pagar. Seorang pria keluar dari dalam mobil dengan
buku berada dalam genggamannya.
Gadis itu bersumpah bahwa pria yang berada di hadapannya
itu benar-benar membutakan mata, sepertinya bahasa itu terlalu
berlebihan.Bagaimana jika terlalu menyilaukan untuk pandangan ukuran manusia ?
Pria itu melambaikan tangan padanya sambil
tersenyum,balutan kemeja berwarna biru muda dengan garis vertikal dan
horizontal,beberapa kancing kemeja sengaja di buka memperlihatkan kaus v-neck putih yang
membalut tubuh bagian atasnya belum lagi celana berwarna coklat terbuat dari
bahan katun yang lembut senada dengan rambutnya yang berwarna coklat kemerahan.
" Kyuhyun " Gumamnya berusaha mendongak dan
menatap pria yang sudah berdiri di hadapannya itu.
" Kau meninggalkan ini di mobilku " Pria itu
tersenyum membuat wajah eun hwa kembali memanas dan bersemu merah tak karuan
dan sialnya pria itu pasti bisa melihat wajahnya yang memerah bahkan terlalu
dekat untuk sekedar di pandangi.
" Gomawo "Ujarnya singkat, tangannya
terulur mengambil buku dari genggaman kyuhyun,sebaliknya pria itu memperhatikan
setiap gerak-geriknya dan seperti biasa di matanya gadis itu selalu terlihat
cantik.
" Matahari benar-benar menyengat, apa kau tidak
kepanasan ?" Tanya pria itu sambil terus memperhatikannya.
" Tidak, disini hangat " Jawab eun hwa sambil
memalingkan wajahnya menghindari tatapan kyuhyun.
Astaga !!Apa dia setampan itu ?
" Disini panas, nanti kau sakit. Hari ini aku ingin
mengajakmu keluar. Apa kau mau ?" Pria itu menatapnya dengan ekspresi yang
berganti setiap detiknya antara marah, kesal, lembut, kagum dan manis akhirnya.
Eun hwa menatap pria itu dengan kening berkerut dan tak
percaya, apa dia melakukan satu hal yang salah?
" Tapi....."
" Buka suara artinya ' iya ' " Tuntut pria itu
menarik sebuah kesimpulan sepihak. Tangannya terulur menarik pegelangan tangan
eun hwa hingga gadis itu berdiri berhadapan dengannya, menghilangkan jarak yang
tersisa secara perlahan.
Tiba-tiba gadis itu tersadar dengan mata yang terbuka
lebar, meresapi apa saja yang baru menimpanya. Eun hwa merasakan rongga dadanya
hampa tanpa terisi udara, paru-parunya seakan lupa bagaimana caranya memproses
oksigen agar tetap mempertahankan keberadaannya karena yang dia tahu saat
ini...Dia nyaris di buat mati oleh seorang cho kyuhyun.
Kyuhyun terkekeh pelan ketika tidak mendapati perlawanan
bahkan pergerakan sekecil apapun dari gadis itu dan yang terpenting hanya
dialah satu-satunya manusia di tereksistensi di muka bumi ini yang mampu
membuat eun hwa kelimpungan.
Tangan pria itu terangkat,menelusuri wajah gadis itu
menggunakan buku ibu jarinya, menyentuhnya dengan hati-hati dan tersenyum puas
menyadari gadis itu sama sekali tidak menolaknya.
" Shit ! Bisakah kita pergi sekarang
?" Kyuhyun tidak memperdulikan umpatan gadis itu mengenai dirinya, terlalu
sibuk dengan wajah si pengumpat di bandingkan umpatannya dan 100% pria
itu tidak tertarik pada hal lain selain wajah eun hwa.
"As your wish "
***
" Bukankah ini takdir, tidak ada orang lain disini
kecuali kita " Ujar pria itu ketika mereka berdua mendudukan diri di
tempat biasa, di dekat jendela cafe yang langsung menghadap ke jalan raya.
" Hmmm, takdir atau kau yang sengaja merencanakannya
? Bagaimana seorangsecurity bisa berdiri di depan sana dan kau
katakan itu takdir ?" Senyum pria tu terkembang tertahan ketika mendengar
pertama kalinya eun hwa menyindir perbuatannya walau masih dengan bahasa yang
sangat halus.
" Baiklah, aku memang menyewa tempat ini "
" Cih ! Benar -benar, kenapa kau melakukannya ?
" Kyuhyun tertawa ringan memperhatikan ekspresi eun hwa yang menurutnya
sangat lucu dan manis ketika sedang marah, membuat gadis itu dengan segera lupa
bahwa dirinya sedang marah ketika melihat pria itu tertawa ringan,
memperlihatkan lengkungan indah di bibirnya dan setengah mati gadis itu
berusaha menyembunyikan wajah bodohnya yang tergila-gila dengan sosok cho
kyuhyun .Kyuhyun memang bukansiapa-siapanya tapi setelah beberapa kali
bertemu, membuatnya mengerti tentang perasaannya sendiri, sentuhan pertama pria
itu, tatapan penuh kasih sayangnya dan juga sikap manis yang membuatnya tidak
bisa menjauh dari pria itu bahkan sisi pribadinya memaksa dia untuk selalu
berada di dekatnya.
" Baru pertama kali aku melihatmu marah, seandainya
kau seperti ini padaku setiap hari aku tidak akan menolaknya asalkan aku bisa
terus melihatmu " Eun hwa tertegun setengah mati saat pria itu berjalan
menghampirinya dan berlutut di depannya menyerahkan setangkaiwhite rose yang menjadi favoritenya.
" Aku pikir ini bunga favoritemu " Pria itu
mengusap tengkuknya,jari-jarinya bergerak mengacak anak rambut di sekitar
punggung kepalanya, sekedar menghilangkan sedikit demi sedikit rasa gugup yang
tiba-tiba mendera.
Bodoh !! Bahkan setangkai white rose itu berpikir untuk menertawakan
tindakannya.
" Kyuhyun..Aku tidak mengerti...." Pria itu
berdiri, menarik pinggang eun hwa hingga posisi mereka kini benar-benar
berhadapan dan tangan pria itu dengan ragu melingkar di sekitar pinggang eun
hwa.
Wajah mereka berdekatan hanya ada jarak beberapa centi
hingga wajah mereka tidak benar-benar menempel. Nafas keduanya saling memantul
membuat keduanya nyaris mengalami penyakit gila dadakan.
" Apa melihatmu itu adalah dosa?" Eun hwa
menatap pria itu seperti orang bodoh, dadanya merasakan sakit karena sedari
tadi ada semacam perasaan yang meletup-letup, rongga dadanya terasa sesak
karena jantungnya yang tiba-tiba mendesak , menusuk meminta meloncat keluar.
Semua organ tubuh yang bekerja di batas normal dan aliran darah yang mendadak
tidak sampai ke otak membuatnya terlihat benar-benar seperti seorang idiot.
" Kyuhyun, aku......"
"Hmm ?" Pria itu sibuk menikmati mata indah itu
di detik pertama. Demi tuhan, tidak ada hal indah lain di dunia ini selain
gadis itu dan entah kenapa menatap wajahnya tidak pernah bosan untuk ia lakukan
seakan hanya eun hwa lah benda tercantik di dunia ini.
" Aku.." Ujar eun hwa terputus ketika tangan
kyuhyun yang bergerak naik dari pinggangnya menuju wajah, menarik tubuh gadis
itu agar semakin mendekat dengannya dan memastikan tidak ada sedikitpun jarak
di antara mereka.
" Apa kau ingin tahu satu hal yang tidak orang lain
ketahui di dunia ini ?" Jemari panjangnya bergerak naik, mengangkat dagu
eun hwa dan terhenti di bibir dan sialnya bagian tubuhyang satu itu terlalu
menarik perhatiannya dan jika di sandingkan dengan kehidupan nyata maka dia
akan menggilai bibir eun hwa seperti ekstasi atau obat-obatan terlarang yang
akan menyebabkan kecanduan akut jika tidak menggunakannya dan begitu pula
dengan dia, jika tidak setidaknya mencium bibir eun hwa satu kali dalam sehari
bisa di pastikan sekaratnya dia saat itu juga dan dia ingin sekali melakukannya
setiap kali menatap wajah cantik itu langsung namun sayang hobby barunya adalah
menatap wajah eun hwan-nya berlama-lama dan bisa di bayangkan dia akan
melakukannya lebih dari satu kali.
" Aku mencintaimu, bukan hanya karena aku
mencintaimu tapi karena kau memang sudah di takdirkan untukku seberapa besar
usahamu untuk menjauh dariku pasti suatu hari nanti kau akan kembali padaku dan
jangan pernah berpikir untuk melakukannya karena aku tidak akan pernah
membiarkanmu pergi jauh dariku " Suara pria itu semakin mendekat
..............Dan rupanya dia bicara tepat di bibir eun hwa, hanya menempel
saja dan gadis itu seperti menunggu apa yang akan kyuhyun lakukan padanya.
Tanpa ia sadari seluruh anggota tubuhnya tiba-tiba saja melemas ketika
menyadari pria itu sama sekali tidak bergerak dan menahan posisinya agar tetap
seperti itu, membiarkan bibir mereka hanya bersentuhan membuat eun hwa berusaha
untuk tidak melumat bibir pria itu duluan namun dalam detik berikutnya gadis
itu melumat bibir kyuhyun pelan, memberikan sensasi yang berbeda seperti ada ribuan
kupu-kupu yang melesak keluar dari hatinya.
Pria itu melepaskan tautan bibir mereka dan menatap wajah
eun hwa yang menatapnya dengan pandangan kecewa.
" Akan jauh lebih menyenangkan jika sebelumnya kau
minum dulu capuchino atau sejenisnya yang berbusa "Saran kyuhyun dengan
kedua alis yang saling bertaut.
" Foam
kiss, dasar mesum !" Sindir eun hwa lalu tertawa ringan sambil memukul
dada kyuhyun pelan.
" Jadi ? Apa kau mencintaiku juga ?"
" Tergantung "
" Tergantung apa ?"
" Seberapa besar perjuanganmu untuk mendapatkanku
"Spontan kyuhyun segera menarik tubuh gadis itu dan memeluknya erat lalu
dia bergerak berputar dan membalikan tubuh eun hwa agar menghadap ke arah
sebuah panggung yang berada di depan meja-meja cafe.
Terlalu silau dan otomatis eun hwa menyipitkan matanya.
Terlihat benderang susunan lampu-lampu kecil seperti
lampu-lampu hiasan pada pohon natal yang di tata apik dan cantik layaknya lampu
taman yang indah dan membentuk susunan kalimat yang sepertinya sengaja di buat
membuat matanya terbelalak kaget.
" Apa ini cukup ?" Tanya kyuhyun dengan
intonasi yang rendah namun terkesan lembut , pria itu meletakan dagunya pada
bahu eun hwa sambil terus memeluk pinggang ramping gadis itu.
" Ini masih '
Autumn ' dan sejak kapan kau
berpikir untuk melakukannya ?"
" Sejak pertama kali melihatmu berjalan di
pekarangan cafe ini dan meminta duduk di depanku dan sejak saat itu pula kau
sudah mencuri semua perhatianku " Pria itu memutar tubuh eun hwa nyaris
180 membuat mereka kini saling
berhadapan , menatap bola mata coklat milik gadis itu dengan terang-terangan.
" Coba katakan yang barusan kaulihat "
" Love
blossom, kuputuskan untuk menikahimu di musim itu " Ulang eun hwa
seperti orang bodoh.
" Ku putuskan untuk menikahimu" Ujar kyuhyun
kurang ajar.
***
4th Meet (
Love Blossom )
"Love Blossom, kau tahu apa yang membuatku terus
berpikir jika kau itu istimewa dan berbeda ? Jawaban yang terlalu sederhana
untuk kau ingat, karena kau mukjizat pribadiku "
" Bagaimana dia bisa terlambat,pemberkatannya
sebentar lagi !!! " Umpatnya kesal sambil menarik gaun pengantinnya yang
menjuntai ke bawah hingga ekor gaunnya teronggok pasrah begitu saja di atas
tanah. Gadis itu melihat layar handphone miliknya lalu jari telunjuknya bergerak
menekan tombol satu sebagai speed
dial.
Sambil berharap saat mendekatkan loud pspeaker ke telinga
kanannya, gadis itu mulai mengedarkan pandangannya pada sekeliling taman
tempatnya menunggu kyuhyun. Matanya menelusuri satu persatu jasmine dan rose yang tlah mekar sempurna di balik
rerumputan sejenis teki dan detik berikutnya ia kembali menunggu sambungan
telepon demi mendengar suara pria itu.
Tut....Tut
Oh...Shit !!
Apa pria itu memang sengaja melupakannya ? Dan jangan katakan jika pria itu
mengerjainya dengan berpura-pura lupa namun nyatanya bersembunyi di
balik pohon dengan white
rose berada dalam genggaman
tangannya, karena pasti itu takkan pernah terjadi lagi.
Eun hwa berjalan resah sambil menggigit bibir bawahnya,
dengan pikiran yang entah melayang kemana gadis itu memutuskan untuk menunggu
kyuhyun di sebuah bangku kayu bergaris bunga tulip dengan arsitektur inggris
paris yang klasik di payungi pohon mappledengan
daun yang mulai kembali bertumbuhan setelah musim gugur berganti menjadi musim
semi. Gadis itu menatap lurus kolam pancur yang ada di hadapannya, bunyi
keciprak air yang berjatuhan ke dalam kolam semakin menambah kesunyiannya.
Bodoh ! Kenapa pula dia mau menunggu di taman seperti
orang gila, setiap orang yang berlalu lalang di hadapannya melemparkan tatapan
heran karena kenyataan ia yang duduk sendiri di taman mengenakan gaun
pengantin. Harusnya dia tidak menyetujui keinginan kyuhyun untuk menjemputnya
di taman yang kebetulan lokasinya dekat dengan rumah sebelum mereka berangkat
ke gereja.
Dan sekarang apa yang harus ia lakukan ?
Kembali ke rumah ? Itu tidak mungkin.
Berjalan kaki atau naik taksi dengan pakaian seperti itu
? Ketahuilah gadis cantik itu bukan pengisi karnaval tahunan ibu kota.
.Eun hwa menghela nafas pelan, ujung matanya melirik
arloji putih yang ia kenakan. Marah........Mungkin itu yang sedang dia rasakan
mengingat sudah berapa lama ia menunggu kyuhyun sendirian di aman.
Wajah cantiknya ia tekuk sambil bersungut ria
memperlihatkan lengkungan tak suka pada bibir mungilnya.
Kepak sayap puluhan merpati melinta sdi langit,
membuatnya mendongak dan enggan memalingkan wajah dari keindahan senja. Deru
angin berhembus secara kurang ajar menggoyangkan dedauan mapple di atas kepalanya, matanya terpaku
melihat empat degrasi warna indah yang terpampang di langit senja tempat
pergerakan sang surya untuk kembali pulang.
Oh uhan sampai kapan dia harus menunggu seperti itu,
bukankah hal yang paling ia benci adalah menunggu ?
Mata coklatnya dengan nakal turun menatap dan
menggerayangi gaun berwarna broken white 10 cm di atas lutut,ekor gaun
yang berundak di biarkan menjuntai hingga ke tanah bagian bawah dress di beri
aksen renda berwarna merah mudah dan rose kecil yang menjadikannya nampak
seperti peri hutan, sepatu merah muda dengan rose berwarna senada melilit
pergelangan kakinya, tak lupa rambut yang sengaja ia jalin longgar dengan
mahkota bunga menyanggah kepalanya. Penampilan yang nampak feminim membalut
tubuh kurusnya.
Bisa di bayangkan reaksi pria itu ketika melihatnya.
Hari semakin sore, banyak hal yang semakin di
pikirkannya. Cho Kyuhyun yang tidak jadi datang dan ternyata hanya bermain-main
dengannya, pria jahat yang ingin melakukan hal kejam padanya atau kegelapan
yang akan memakannya.
Benar-benar otaknya sudah tidak waras!
Gadis itu meremas ujung gaunnya yang memang sudah
terlihat kusut karena pergerakan tubuhnya yang tidak mau diam.
" Maaf membuatmu menunggu lama"Gadis itu
mendongak mencari sumber suara. Mata eun hwa menyipit memperhatikan seseorang
yang berdiri tepat di belakang pohon mapple yang berada di hadapannya.
" Harusnya aku tidak membuat gadis secantikmu
menunggu begitu lama " Pria itu keluar mengenakan setelan formal, tuxedo
berwarna hitam dengan kemeja berwarna putih, dasi kupu-kupu dan celana hitam
formal. Kyuhyun berdiri menghadap eun hwa, tubuhnya bersandar pada pohon dengan
kedua tangan yang di lipat di depan dada dan ujung sepatu yang mengetuk-ngetuk
ke atas tanah.
Eun hwa mendelik kesal pada pria yang ada di hadapannya,
sudah berjam-jam dia menunggu pria itu untuk moment terpenting dalam hidupnya,
seandainya dia mempunyai banyak sumpah serapah atau hardikan untuk pria itu
pasti dia sudah melakukannya.
Gadis itu membuang pandangannya kearah sekitar,
menghindari sorot mata teduh milik kyuhyun.
"Apa kau marah ?"
Oh cho kyuhyun, berpikirlah realistis !! Bagaimana bisa
seorang gadis yang di biarkan sendiri di taman di hari pernikahannya tidak
marah ?
" Aku menunggu waktu yang tepat untuk menjemputmu
" Penjelasan kyuhyun membuat gadis itu menoleh, sekedar mendengarkan penjelasannya
sesaat, menatap kyuhyun lekat-lekat dengan mata coklatnya.
" Apa kau tahu alasanku ingin menikah denganmu di
musim semi ?" Dengan suara tegas pria itu menghampiri eun hwa dan
mengulurkan tangannya mengajak gadis itu untuk berdiri berhadapan dengannya.
Gadis itu menyambut uluran kyuhyun dan berdiri berhadapan dengannya.
" Ia hadir satu kali setiap tahunnya, musim semi
yang indah adalah waktu yang tepat untuk mempercayai takhayul itu namun kau
harus mencobanya untuk mencari tahu kepastian yang tepat. Kejora di sore hari,
tepat di di hari pertama musim semi. Berdo' dan mintalah sebuah permohonan dan
keinginanmu akan terkabul di musim semi mendatang. Terdengar bodoh memang tapi
aku akan menyukainya jika kemungkinan itu terjadi " Pria itu tersenyum, menyadari
satu hal yang gadis itu tahu......Kyuhyun tidak mungkin meninggalkannya.
Bisakah seseorang memanggilkan dokter jiwa, menyadari
otak gadis itu yang mulai tidak waras dan bisa saja dia bunuh diri jika saja
pria itu tidak jadi menikahinya.
" Aku sengaja mengundur pemberkatannya nanti malam,
aku ingin berdo'a dulu bersamamu disini " Dan detik itu pula kyuhyun bisa
menemukan lengkungan semburat merah di pipi 'calon' istrinya menyadari
perubahan wajah eun hwa ketika ia menatapnya dengan semakin intens dengan jarak
yang tanpa sadar sudah di hapus secara perlahan. Eun hwa sedikit mendorong
tubuh kyuhyun yang mulai memeluk pinggangnya erat,benar-benar menghapus sisa
jarak yang tinggal sedikit, membiarkan pria itu menunduk dan berakhir dengan
kening mereka yang saling menempel.
Butuh logika yang jelas untuk memahami aroma teh yang
menguar dari tubuh pria itu, bisakah tuhan memberi sedikit radius pada keduanya
agar tidak saling tergoda satu sama lain ?
" Dan do'aku , aku harap di musim berikutnya kita
akan terus bersama. Bagaimana denganmu ?"
" Apa kau meragukan takdir?"
Jika takdir berkata lain, apakah kau akan tetap
menjalani hidupmu bersamaku ?”
" Tentu saja aku akan melakukan apapun agar bisa
hidup bersamamu "
************************THEEND ************************************
Tidak ada komentar:
Posting Komentar