Rabu, 06 November 2013

Lebih dari kemarin, kurang dari esok


“ Plus que bier, moins que demain “
Lebih dari kemarin, kurang dari esok.

Putar kepalamu,dan berbaliklah padaku. Lihat aku !
Tinggal di sisiku, tapi kau malah melihat tempat lain.
Selalu melihat dia yang berada di tempat jauh.
Seakan melupakanku yang berdiri tepat di depanmu.
Sungguh menyenangkan, suatu hari aku pernah berdiri dan berjalan beriringan
Walau hanya dengan bayangan dirimu yang berjalan di depanku.

Ketahuilah, aku hanya ingin kau tahu !
Aku hidup sambil melihatmu mencintai dia.
Tahukah kau ?
Itu adalah cintaku padamu

Satu hal yang selalu sama dan akan seperti itu untuk seterusnya, sakit ! Hanya bisa melihat tanpa berharap banyak untuk memilikimu.
Bukan karena aku tak berusaha, tapi karena nasib berkata lain. Membisikan tepat di telingaku
“Cinta yang bertepuk sebelah tangan “
Lalu jika ini nasib, bagaimana dengan takdir ?
Pernahkah seorang jenius memberitahumu tentang planet-planet ?
Atau pernahkah orang yang kau cintai memberitahu kapan seharusnya matahari terbit dan tenggelam ?

Haruskah aku yang menjawab bahwa setiap planet memiliki orbitnya sendiri, matahari bukanlah satu hal yang mati. Menjalani ekeistensi bersama,saling mengikat dan terikat.
Keduanya saling berkesinambungan.
Seperti garis takdir bukan ?
Lalu untuk kita yang tidak saling mengikat, apa itu juga di namakan takdir ?
Apapun itu.
Cinta yang bertepuk sebelah tangan ini takkan berakhir jika bukan karena aku yang mengakhirinya.
Meskipun itu kau ! Orang yang ku harapkan namun takkan pernah bisa ku gapai, orang yang tidak pernah melihatku namun aku selalu melihatmu, orang yang berpura-pura tidak mendengarku saat aku memanggilmu !

Tidak apa-apa, mungkin kau bersikap seperti itu karena aku yang mencintaimu.
Ketahuilah !
Aku bukan seorang penjahat,jadi mencintaimu bukanlah sebuah dosa.
Walau yang kurasa akan sesulit dan sesakit apapun, bahkan jika itu racun dan duri, aku akan tetap baik-baik saja.
Sesulit inikah mencintaimu ?
Menempatkan kata tunggal dalam lipatan hatiku, cinta yang ku bakukan teruntuk nama yang bercetak tebal !



Karya :  Dini. Widianti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar