Rabu, 06 November 2013

Like summer change to be an auntumn


Like Spring change to be an Auntumn

Tik...Tik
Bunyi daun kering berwarna coklat kemerahan yang perlahan jatuh ke tanah.
Apa kau dapat merasakannya ? Daun itu jatuh perlahan, berguguran dari tempat tertinggi. Layaknya perasaanku yang mulai pupus perlahan dari tempat terdalam.
Karena aku merindukanmu hari ini, awanpun bergerak lebih cepat dari biasanya. Gradasi warna yang indah dari sinar  sang surya yang mulai meredup, bayangkan saja ada pelangi di ujung barat sana ! Seperti itulah rinduku padamu.
Aku merindukanmu, meskipun kau melambaikan tangan di depanku.

Aku ingin mengatakan ‘ Aku merindukanmu’. Tapi pada siapa ? Pantaskah aku mengatakannya pada orang yang telah memiliki  garis takdir sendiri, dan sialnya sepanjang titik penyatuan itu bukanlah aku orangnya...Tidak ! Tidak, tepatnya aku masih bukan orang yang pantas untuknya.
Apakah itu sebuah kebetulan ?
Betul-betul cinta yang bodoh ! Betul-betul mencintai seperti orang bodoh ! Dan bodohnya aku yang hanya tahu dirimu seorang.
Karena aku bodoh, bahkan aku bisa  menemukan satu di antara jutaan binar terindah di dunia ini.
Menatap langit, dan bayangkan seisi dunia ini bertanya mengapa bisa aku menyukainya ? Pria yang bahkan tidak pernah mau aku tatap ketika berbicara dengannya. Apa yang telah di lakukannya sampai membuatku jatuh cinta ? Pertanyaan yang sudah ku ketahui dengan jelas jawabannya.
Sangat bodoh memang  jika aku mengatakan tidak ada alasan untuk jatuh cinta. Itu semua hanya kebohongan besar . Coba pikirkan, bagaimana bisa ada seseorang yang jatuh cinta tanpa alasan ? Aku mengatakan ini bukan tanpa sebab, karena setidaknya ada 1000 alasan lebih mengapa aku mencintaimu. Aku bahkan merasa seperti orang idiot, menghitung berapa banyak alasan yang kau dengarpun  sepertinya hanya akan membuahkan kesia-siaan.
Dari ujung terkecil hingga segala hal yang ada pada dirimu telah aku jadikan alasan mengapa aku harus tetap bernafas dan jaminan agar  jantungku tetap berdetak.
Tidak selamanya musim gugur itu menyedihkan, walau kau torehkan sayatan kecil yang menyakitkan. Musim gugur tetaplah musim gugur, seperti takdirnya.
Kau dengar, musim itu layaknya sebuah siklus. Mereka akan berganti setiap 3 bulan sekali. Dan  daun yang berguguran  itu akan menemukan segarnya kembali pada waktunya. Seperti itu, selalu sama dan berputar.
Jika aku boleh memilih, aku tidak akan memetik bunga yang indah bahkan jika seseorang memberiku sekebun tanaman botani tersebut.
Kemungkinan jutaan bunga di luar sana akan mati dan layu jika tidak kau rawat.
aku hanya akan menjadi pohon akasia, hanya satu namun akan tetap tumbuh dan bertahan meskipun itu musim gugur.
Kau pun akan tahu saat kembali menyakitiku.



                          ( Dini.Widianti )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar