“ One,two,three, you smile and i think i lost my
breath “
Katakan
saja di dunia ini tidak ada yang sempurna, bahkan untuk kupu-kupu cantik yang
bermetafosa sekalipun.
Bagaimana
jika itu terjadi padamu ? Akankah hal itu berlaku pada pria yang sudah
mengacuhkanmu ? Pria yang tanpa sengaja berjalan di depanmu dan membuatmu
melupakan kebutuhan penting untuk kembali menarik nafas. Jangan katakan ‘ Iya ‘ ! Karena di detik itu
pula kau akan mulai berharap ada sedikit waktu yang tersisa untuk kembali
menatap sekilas wajah pria itu lagi.
Wajah yang terbilang cukup tampan jika melihatnya
sekilas, atau bisa di katakan sangat tampan jika kau memperhatikannya lebih
detail. Lalu kau akan berbalik dan menoleh sekali lagi saat menyadari bahwa
pria itu lebih tampan dari yang sedang kau pikirkan.
Demi apapun ! Pria itu harus di masukan ke
dalam makhluk yang di larang untuk di perbanyak lagi keberadaannya di muka
bumi. Cukup satu kali saja tuhan menciptakan makhluk seperti dia. Hanya dengan
melihatnya sekilas, yakinlah otakmu akan bergeser dari tempat semula,
menjungkir balikan duniamu dan membuat seluruh organ sarafmu berfungsi di luar
nalar, menghambat masuknya udara dan membuatmu serasa melayang di atmosfer.
Damn,
that's will make you crazy !
Bagaimana bisa gadis sepertimu tidak melayang di atmosfer,hanya dengan melihatnya saja sudah di pastikan oksigen
lenyap seketika.
Benar – benar gadis aneh yang tidak bisa
menghentikan pikiran bodohnya !
Apa kini kau berpikir jika pria itu adalah
malaikat yang turun dari langit ?
Ayolah,dia hanya seorang manusia ! Manusia
yang memiliki nama dengan potongan kata yang tak lebih dari beberapa kumpulan
suku kata.
Apa yang membuatmu menjadikannya sebagai satu
hal yang istimewa ?
Tapi bisa saja pria yang menurutmu istimewa
itu hanya memetingkan kesehatan giginya, entahlah pagi ini dia sudah mandi atau
belum. Tapi demi apapun, jatuh cinta itu memang mengasyikan !
Apapun yang orang katakan, di matamu dia
nyaris terlahir dengan ketampanan yang sempurna. Sedikit kesalahan saja tidak
akan mengurangi lebih dari satu persen pesonanya.
Coba pikirkan lagi ! Dia teman satu kelasmu ?
Satu sekolah denganmu ? Apa dia tetanggamu dan setiap hari kau akan
mendapatinya berjalan tegap menggunakan stelan formal layaknya anak sekolah.
Apa kau bodoh hingga beranggapan dia begitu sempurna ?
Lalu otakmu yang sedikit berkarat kembali
bekerja seakan di beri cairan pelumas dan mulai menjawab pertanyaan tersebut
dengan anggukan kepala.
Tidak ! Itu benar-benar tidak masuk akal.
Tapi anehnya, pria itu tetap saja selalu terlihat tampan.
Berkali-kali kau coba menggunakan obat mata, berharap ada sedikit kerikil kecil
yang menghalangi pandanganmu, menghilangkan sedikit kadar kerupawan itu walau
dalam khayalan semata ! Tetap tidak bisa, terlalu kecil peluang bagimu untuk
mendapatkannya. Jika bukan karena takdir, dia tetaplah dia. Dan jangan lupakan
wajahnya yang sangat rupawan, nyaris terpahat sempurna dan terbingkai dalam
tulang wajah tegas, rahang yang kuat dan bentuk hidung yang menonjol ke luar.
Jangan katakan, jika hanya pria itu satu-satunya makhluk tereksistensi di
permukaan bumi ini yang membuatmu kelimpungan.
Dan dalam hitungan.
Satu...Dua..Tiga
Dia tersenyum, dan kau tlah jatuh cinta
padanya.
Dalam hati, kau! Ya,kau !Si gadis bodoh yang
telah menjadikan pria dalam titik fokusmu itu sebagai binar kehidupan. Bahkan
karena kau bodoh, kau bisa menemukan satu di antara jutaan binar terindah di
dunia ini. Seakan menemukan jarum kecil di antara tumpukan jerami.
Terlalu bodohnya, hingga kau bisa memikirkan
dia dari ujung kepala hingga kaki. Benar-benar mencintai seperti orang yang
bodoh.
Lalu kau kembali berpikir, dengan kedua alis
yang terangkat dan saling bertaut.
Bukankah kau
satu-satunya gadis yang menganggapnya hal mustahil ? Bukankah kau juga
satu-satunya gadis yang mencintai dia dengan cara yang terbilang cukup mustahil
? Kalau begitu dapatkan dia, kejar dia, karena kau mencintai dia walaupun kau
bukanlah orang yang dia cintai.
Karena tidak ada hal yang mustahil di dunia
ini, kau akan mengatakan itu mustahil jika belum mencobanya.
(Dini. Widianti )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar